Menjawab Tudingan Miring tentang Perjuangan Apodeti dan Keturunannya

 


Menjawab Johny Brites Tavares atas komentarnya diatas:

Kami, para Integrasionis sejati—pewaris semangat Apodeti—tidak pernah berjuang demi belas kasih, apalagi demi perhatian. Perjuangan kami bukan untuk memohon-mohon simpati atau mengharap pangkuan negara. Kami memilih berdiri, bukan berlutut. Bahkan ketika sejarah mencatat bahwa hasil dari darah dan pengorbanan kami dalam memperjuangkan Integrasi lebih banyak dinikmati oleh mereka yang justru dulu menentangnya.

Ironis, memang. Dulu mereka menolak Indonesia, kini mereka hidup dari hasil pendidikan dan sistem yang dibangun oleh Indonesia. Mereka yang dulu menista Integrasi, hari ini berdasi, berkarier di Timor Leste—di tanah yang berdiri di atas tubuh-tubuh Integrasionis yang dibunuh, disiksa, dan dilupakan.

Tapi tidak, kami tidak iri. Kami tidak merengek. Kami tidak menagih. Karena kami tidak pernah berjuang untuk dihitung-hitung. Kami berjuang karena kami percaya. Karena bagi kami, kehormatan tidak datang dari kompensasi, tapi dari konsistensi.

Jadi, jangan sesatkan pandangan dengan menilai perjuangan kami dari isi dapur kami. Nilailah dari keteguhan kami mempertahankan prinsip, bahkan saat prinsip itu membuat kami kehilangan tanah, keluarga, dan penghidupan. Kami tidak terlunta. Kami sedang menjaga martabat.

Dan martabat itu, tidak untuk dijual.

Sumber

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama