Dua Jenderal Angkatan Bersenjata Portugal yang ber-KONSPIRASI dengan pemerintah Soeharto/ ORDE BARU untuk menyerahkan Timor Timur kedalam wilayah R.I.

 

Oleh: Timor Maubere

Berikut uraiannya (red)

1. Jenderal Morais e Silva, "Marsekal" mantan Kepala Staf Angkatan Udara. Pada tahun 1976 diutus oleh pemerintah Portugal untuk bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia guna membebaskan 23 tentara Portugis yang di tahan di Atambua NTT oleh pasukan UDT/ ABRI. 

Januari 1977, dia menfasilitasi kunjungan rahasia sehari Jenderal L.B. Moerdani ke Portugal saat Portugal-Indonesia tak memiliki hubungan diplomatik. Tahun 1980, L.B. Moerdani menfasilitasi kunjungan Morais e Silva ke Indonesia, tinggal di rumah Jenderal Dading Kalbuadi di Bali selama beberapa hari dan berkunjung ke Maliana Timor Timur meninjau proyek pertanian. Sekembalinya di Portugal, Morais e Silva merekomendasikan ke Presiden Portugal Ramalho Eanes untuk mengakui integrasi. 

Desember 1981, Morais e Silva menfasilitasi kunjungan rahasia delegasi para mantan anggota Operasi Komodo, anggota (BAKIN); Kolonel Agus Hermoto, Mayor Jusman, dan Louis Taolin datang ke Portugal dan meloby para pejabat setempat agar menerima integrasi. 

2. Jenderal Galvão de Melo, "Marsekal" Jenderal bintang empat dari AU- Portugal. Dia berperan penting dalam revolusi bunga di Portugal April 1974, yang membawa Portugal dari kediktatoran ke sistim demokrasi.

Pada 1993 difasilitasi oleh duta besar RI di London Inggris Fanny Habibie, datang ke Jakarta bertemu Presiden Soeharto kemudian mendirikan kelompok Perhimpunan Persahabatan Portugal - Indonesia. Galvão de Melo menjadi Ketua di pihak Portugal dan  Indonesia diketuai oleh Siti Hardianti Rukmana "Tutut Soeharto".

Kedua Jenderal Portugal mewakili pendapat minoritas di Portugal bahwa secara militer dan politik Timor Timur tidak bisa merdeka namun pendapat kedua Jenderal ini pun terpatahkan seiring waktu.


Sumber buku : 

1. Descolonização de Timor 

    Missão Impossivel ?

    Oleh  : Mario Lemos Pires

2. Timor A People Betrayed

     Oleh : James Dunn


Sumber

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama