Duka kembali menyelimuti kalangan Integrasionis. Afonso Pinto, seorang pejuang sejati yang namanya terukir dalam sejarah perjuangan mempertahankan integrasi Timor Timur ke dalam NKRI, telah berpulang. Ia pergi meninggalkan jejak yang dalam, bukan hanya sebagai seorang pejuang, tetapi juga sebagai simbol keteguhan dan pengabdian. Bagi mereka yang mengenalnya, Afonso bukan sekadar nama—ia adalah legenda. Samarannya, "Lafaek," begitu melekat dalam ingatan kolektif, sebuah nama yang menggetarkan hati lawan, sekaligus mengundang hormat dari kawan.
Lafaek, yang berarti "buaya" dalam bahasa Tetun, adalah sosok yang ditakuti sekaligus dihormati oleh para gerilyawan Falintil. Namun, di balik ketegasannya, ia adalah mitra setia bagi TNI dalam menghadapi gelombang perlawanan di Timor Timur. Keberaniannya tak diragukan, strateginya tajam, dan dedikasinya tak tergoyahkan. Dalam banyak pertempuran, Afonso Pinto bukan hanya sekadar prajurit—ia adalah arsitek kemenangan. Kontribusinya dalam operasi militer di Timor Timur begitu besar, hingga banyak perwira TNI yang pernah berjuang di sisinya mengakui kehebatannya. Bahkan, beberapa di antaranya, yang kini telah menjadi jenderal, masih mengenangnya dengan penuh hormat.
Afonso Pinto pernah menyebut dirinya sebagai "Profesor Perang." Bukan tanpa alasan. Gelar itu bukan sekadar julukan, melainkan pengakuan atas keahliannya dalam merancang strategi dan taktik pertempuran. Ia adalah seorang ahli dalam membaca medan, memahami musuh, dan mengambil keputusan tepat di tengah tekanan. Setiap langkahnya di medan perang seperti sebuah pelajaran berharga, sebuah kuliah yang tak tertulis namun penuh makna. Bagi para prajurit yang pernah berjuang bersamanya, Afonso adalah guru sekaligus inspirasi.
Namun, di balik sosoknya yang keras dan tegas, ada sisi lain dari Afonso Pinto yang jarang terungkap. Ia adalah seorang yang setia, bukan hanya pada perjuangan, tetapi juga pada rekan-rekannya. Ia adalah teman sejati yang selalu siap membagi pengalaman, memberikan nasihat, dan menguatkan semangat di saat-saat genting. Bagi keluarga besar Integrasionis, Afonso bukan hanya pejuang—ia adalah saudara, sahabat, ayah dan pilar yang tak tergantikan.
Kini, sang "Profesor Perang" telah pergi. Kepergiannya meninggalkan luka yang dalam, sebuah kehilangan yang terasa begitu besar. Namun, di balik duka, ada warisan yang tak akan pernah pudar: semangat perjuangannya. Afonso Pinto mungkin telah tiada, tetapi namanya akan terus hidup dalam ingatan mereka yang mengenalnya. Ia adalah bukti nyata bahwa perjuangan sejati tak pernah mati—ia hanya berpindah bentuk, menjadi cerita yang menginspirasi, menjadi api yang terus menyala dalam hati para penerusnya.
Selamat jalan, Lafaek. Selamat jalan, Profesor Perang. Jasamu, pengorbananmu, dan semangatmu akan selalu dikenang. Dalam sejarah perjuangan integrasi Timor Timur, namamu akan tetap abadi.