Kesalahatan Tragis Xanana Gusmão: Potret Penderitaan di Timor-Leste

 


Dalam beberapa bulan terakhir, Timor-Leste telah mengalami krisis kesehatan yang parah, diperburuk oleh salah urus di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Xanana Gusmão. Situasi pada bulan April dan Mei2024 sangat mengerikan, dengan kekurangan obat-obatan kritis yang menyebabkan banyak kematian di Rumah Sakit Nasional di Dili.

Sistem perawatan kesehatan di Timor-Leste telah berada di bawah tekanan besar, dan kurangnya pasokan medis penting telah mengakibatkan kematian yang dapat dicegah. Laporan menunjukkan bahwa antara 5 dan 10 pasien meninggal setiap hari karena tidak ketersediaan obat dan perawatan yang diperlukan. Hanya dalam 11 bulan sejak Gusmão menjabat, lebih dari 1.400 pasien telah meninggal, menyoroti kekurangan parah dalam infrastruktur kesehatan negara (Lusa News Agency, 2024).

Salah satu alasan utama krisis ini adalah kegagalan pemerintah untuk mempertahankan tingkat persediaan obat-obatan penting yang memadai. Runtuhnya sektor kesehatan tidak hanya menyebabkan hilangnya nyawa secara tragis tetapi juga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dalam mengelola layanan dasar. pengabaian sistemik dan kurangnya perencanaan strategis telah membuat rumah sakit dan pusat kesehatan tidak lengkap untuk menangani kebutuhan kesehatan penduduk (US Institute of Peace, 2024).

Situasi ekonomi di Timor-Leste semakin memperparah isu-isu ini. Ketagihan pada pendapatan minyak terbukti tidak berkelanjutan, terutama dengan penutupan ladang produksi minyak baru-baru ini. Ketidakmampuan pemerintah untuk mendiversifikasi ekonomi telah menyebabkan situasi keuangan yang genting, meninggalkan sedikit ruang untuk investasi di sektor-sektor penting seperti perawatan kesehatan (The Diplomat, 2024).

Sementara warga menghadapi kesulitan ekonomi yang tumbuh, termasuk kenaikan harga pangan dan pengangguran, pemerintah di bawah Gusmão telah dikritik karena kurangnya respon efektif. Harga pasar telah melonjak lebih dari 20%, membuat kebutuhan pokok semakin tidak terjangkau bagi banyak orang Timor. Selain itu, sistem pendidikan berantakan, dengan kekurangan guru yang signifikan yang mengarah ke penutupan banyak sekolah (The Guardian, 2024).

Pendekatan administrasi Gusmão telah ditandai dengan fokus pada mempertahankan kekuasaan politik daripada memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat. Kunjungan internasional yang sering dilakukan oleh pejabat pemerintah, seolah-olah untuk tujuan diplomatis, belum diterjemahkan ke dalam manfaat nyata bagi negara. Sebaliknya, kegiatan ini telah dianggap sebagai upaya untuk meningkatkan citra pemerintah di luar negeri, sementara isu-isu domestik tetap tidak terjawab (The Diplomat, 2024).

Korupsi di dalam institusi negara juga memainkan peran penting dalam memperparah krisis. Sumber daya yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat sering disalahgunakan oleh pejabat, semakin mengurangi efektif program pemerintah. Korupsi yang merajalela ini merusak upaya untuk meningkatkan kondisi hidup dan layanan kesehatan bagi penduduk (US Institute of Peace, 2024).

Situasi saat ini di Timor-Leste meminta reformasi mendesak dan evaluasi ulang prioritas pemerintah. Sistem perawatan kesehatan membutuhkan perhatian segera untuk mencegah hilangnya nyawa lebih lanjut, dan kebijakan ekonomi berkelanjutan harus diterapkan untuk memastikan stabilitas jangka panjang. Orang-orang Timor-Leste layak mendapatkan pemerintahan yang memprioritaskan kesejahteraan mereka dan membahas isu-isu kritis yang dihadapi bangsa.

Singkatnya, salah urus di bawah Xanana Gusmão telah menjerumuskan Timor-Leste ke dalam krisis kemanusiaan dan ekonomi yang parah. Kurangnya obat-obatan esensial dan runtuhnya layanan kesehatan, ditambah dengan kesalahan pengelolaan ekonomi dan korupsi, telah menciptakan situasi keputusasaan yang mendalam bagi orang-orang Timor. Sangat penting bagi pemerintah untuk mengambil tindakan tegas untuk memperbaiki masalah ini dan memulihkan harapan untuk masa depan.


Bibliografi

1. Kantor Berita Lusa. (2024). "Krisis Kesehatan di Timor-Leste: Kekurangan Obat Menyebabkan Kematian Massal. "Lusa.

2. Lembaga Perdamaian Amerika Serikat. (2024). "Timor-Leste's Gusmão: Apakah 'Anjing Tua' Punya Trik Baru untuk Menyelamatkan Ekonomi? "USIP.

3. Para diplomat. (2024). "Pembuat Raja Baru Timor-Leste. "Sang diplomat.

4. Penjaga. (2024). "Timor-Leste: Tantangan Ekonomi dan Kesehatan di Bawah Kepemimpinan Gusmão. "Sang Penjaga.


Sumber

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama