Apodeti: Perjuangan Melawan Keterjajahan Permanen Portugis di Timor-Timur


 

Oleh : Basmeri (Seorang Integrasionis tinggal di Yogyakarta)

Selama berabad-abad, Portugis telah menjalin keterjajahan permanen di Timor-Leste, yang berdampak pada kehilangan keaslian dan identitas rakyat Timor Timur. Masa penjajahan yang panjang ini telah menyebabkan alienasi budaya dan kehilangan akar sejarah bagi masyarakat Timor Timur. Timor versi baru, yang muncul akibat dominasi Portugis, telah mengubah aspek budaya dan identitas asli masyarakat dengan cara yang signifikan, baik dari segi kultural maupun rasial. Garis keturunan asli Timor-Leste digantikan oleh raja-raja yang memiliki darah Portugis.

Sebagai respons terhadap penjajahan yang terus berlanjut, Partai Apodeti didirikan sebagai perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan Portugis, terutama dalam konteks keterjajahan permanen. Gerakan ini bertujuan untuk mengembalikan keaslian Timor-Leste dan memulihkan jati diri yang telah terjajah. Apodeti menentang dominasi Portugis dengan mengusulkan gagasan integrasi dengan Indonesia sebagai langkah konkret untuk membangun kembali hubungan dengan nenek moyang mereka serta memperkuat identitas dan kebudayaan asli.

Dalam pandangan Domingos Soares, seorang pemimpin Integrasionis yang memahami dinamika kolonialisme, sistem kolonialisasi Portugis di Timor Timur sangat bergantung pada efektivitas individu dalam menjalankan tugas-tugas kolonial di setiap wilayah jajahan. Doktrin yang diterapkan oleh Portugis disebut acção psicossocial, yang secara harfiah berarti "tindakan psikososial". Tujuan dari doktrin ini adalah menciptakan "kebanggaan efektif menjadi orang Portugis" di antara penduduk Timor Timur, dengan harapan bahwa hal ini akan memperkuat dan mempertahankan kedudukan kolonial mereka.

Apodeti muncul sebagai gerakan yang berusaha melawan upaya kolonialisasi ini. Apodeti menyadari bahwa budaya dan jati diri rakyat Timor Timur telah tercabut dan terdistorsi oleh pengaruh Portugis selama berabad-abad. Mereka melihat integrasi dengan Indonesia sebagai langkah strategis untuk mengembalikan keaslian dan jati diri Timor Timur.

Melalui integrasi dengan Indonesia, Apodeti berharap dapat memberikan kesempatan bagi rakyat Timor Timur untuk menemukan kembali akar budaya mereka yang sejati, sambil tetap menghargai keragaman 

budaya yang ada di Indonesia. Integrasi dengan Indonesia dianggap sebagai langkah yang memungkinkan untuk memperkuat hubungan antarbangsa di Nusantara, menjalin persaudaraan yang erat antara masyarakat Timor Timur dan masyarakat Indonesia, serta memperluas peluang pembangunan dan kesejahteraan bagi rakyat Timor Timur.

Dalam artikel yang berjudul "Should Timor-Leste Turn to Portugal?" yang mengarahkan Timor-Leste untuk menghubungkan diri dengan Portugal dan bukan Indonesia, terdapat bukti yang menggambarkan adanya keterjajahan permanen yang telah mengakar dalam masyarakat Timor. Namun, pandangan ini justru bertentangan dengan posisi Apodeti yang memperjuangkan Timor-Timur untuk kembali kepada Indonesia, sebagai tempat asal nenek moyang mereka, dengan tujuan memperkuat identitas dan keaslian mereka.

Dalam konteks perjuangan Apodeti, integrasi dengan Indonesia bukanlah upaya untuk menghilangkan identitas Timor Timur, tetapi merupakan cara untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada warisan kolonial Portugis yang telah menghancurkan akar budaya dan jati diri mereka. Apodeti melihat integrasi sebagai jalan untuk memulihkan keaslian dan membangun masa depan yang lebih kuat bagi rakyat Timor Timur.

Dengan demikian, cita-cita Apodeti membawa harapan baru bagi masyarakat Timor Timur dalam membangun kembali jati diri mereka, mengembalikan keaslian budaya mereka. Integrasi dengan Indonesia menjadi landasan untuk mencapai tujuan tersebut, dengan mengakui bahwa keaslian Timor Timur dapat diwujudkan melalui keterikatan yang kuat dengan Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman budaya dan sejarah yang kaya.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama