Hingga tahun 2023 ini, banyak warga Timor Leste menyakini bahwa campur tangan Indonesia dalam hal ini Bakin menjadi penyebab Koalisi Fretilin-UDT pecah hingga Kudeta UDT serta berujung menjadi perang saudara. Setiap ditanyakan atas dasar apa, umumnya tidak bisa ungkapkan data atau faktanya. Padahal....
Dalam laporan Chega versi Pdf Bahasa Indonesia, di halaman 201 sudah dijelaskan dengan baik. Laporan yang merupakan isinya berasal dari kesaksian dari saksi dan pelaku sejarah, menghasilkan kalimat seperti ini:
"Tetapi, ada banyak pertanyaan yang tidak terjawab, khususnya
tentang peran Indonesia dalam berbagai kejadian ini dan apa tujuan sebenarnya dari para pemimpin kudeta tersebut. Sejumlah kesaksian yang diterima Komisi sedikit menjelaskan pertanyaan-pertanyaan ini, tapi tidak cukup untuk memberi jawaban yang pasti atas sejumlah pertanyaan tersebut"
Dalam sebuah sesi wawancara, Taolin (agen Bakin yang bolak balik Dili-Kupang-Jakarta), terkesan kaget dengan adanya perpecahan yang mengakibatkan Kudeta 11 Agustus 1975 yang dilancarkan UDT. Beliau laporan ke Jakarta, dan ditanggapi dengan persiapan operasi militer terbatas dengan sandi Flamboyan. Menariknya, Kudeta UDT itu untuk menuju "Timor Portugis Merdeka" disamping untuk menolak Fretilin sebagai wakil tunggal rakyat Timor Portugis, singkirkan elemen komunis di Fretilin dan seluruh Timor tapi tetap harapakan Portugis selesaikan proses dekolonisasi. So, bagaimana mungkin, Bakin desain ini tapi bukan untuk tujuan integrasi ?.
Hmmm....