Indonesia (TETAP) Menjadi "Tuan" di Negeri Pembenci Suharto


Setelah ada RDTL sejak 2002, menariknya, Uskup Belo, berani menyatakan "Kita harus berterima kasih kepada Suharto" padahal kalian (warga Timor Leste) banyak sekali yang benci Suharto dan selalu menyalahkan Indonesia. Terbaru, bahkan Presiden RDTL terpilih, Ramos Horta bilang "Aku Cinta Indonesia", bernostalgia saat kunjungan ke Jakarta plus kagum dengan Soekarno. Apakah kedua tokoh Timor Leste ini memahami masa lalu bahwa Indonesia di Timtim (Timor Leste) memberikan sumbangsih positif ?. Maybe...

Memang faktanya, kedatangan Indonesia di Timor Portugis tidak seperti yang diyakini banyak warga Timor Leste kini. Masa lalu tidak bisa diakali dengan kata-kata propaganda. Lihatlah selama 24 tahun, tidak semuanya menolak dan melawan, ada juga kolaboratif dengan Indonesia, bahkan banyak sekali. Mereka ini menikmati dan mendapat keuntungan dimasa integrasi. Lihatlah pendidikan tanpa diskriminasi di era Suharto, terlebih ada pula yang mencicipi "renyahnya" beasiswa dari pemerintah atau swasta pro-Indonesia. Soal pembangunan infrastruktur, tidak usah diragukan bahkan masih saja digunakan RDTL hingga kini dan adapula yang tentunya dengan perbaikan disana-sini.

Terimalah kenyataan bahwa terdapat warga Timor yang cinta dengan Indonesia, bahkan hingga kini menyebar di wilayah NKRI. Janganlah kini yang terjadi di kalian, dikepala warga Timor Leste bahwa seakan-akan, Indonesia itu digambarkan buruk terus. Sadarlah, kasus Timtim sejak 1974-1999 tidak berdiri sendiri, banyak tangan yang "bermain" disana. 

So, kenapa kalian selalu sebut-sebut Indonesia terus ?, Indonesia saja yang disalahkan ? Indonesia selalu jadi aktor utama? so, kalian orang Timor Leste dimana ? kalian sebagai apa ? sebagai toys (mainan), wayang, pion, boneka ?. wahai warga Timor Leste, rubahlah cara pandang kalian. Jadilah "tuan rumah" di sejarah kalian.


Penutup

Semakin sering kalian salahkan Indonesia nyaris disemua lini sejarah atau masa lalu kalian, maka secara sadar atau tidak, Indonesia telah dijadikan oleh proses pendidikan jaman RDTL sebagai "Penentu Arah Sejarah Kalian!" Semakin massif kalian sebut-sebut kesalahan Indonesia, semakin jelas Indonesia menjadi "tuan" di negeri kalian, bahkan hingga kini ketika Indonesia telah pergi lebih dari 2 dasawarsa. Ohhh, jangan-jangan setelah 2 dasawarsa ini pula, di rumah-rumah warga TL, masih tersimpan dengan baik bendera merah putih.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama