Lagi, terjadi diskusi yang hangat. Kini di sebuah channel yang diikuti sejak lama. Awalnya sudah ada komentar di-pin, namun karena dianggap "tulisannya hebat", maka Timtim Files beranikan diri meminta agar komentarnya di-pin sehingga mereka yang melihat video ini dapat menikmati komentar Timtim Files dibagian teratas.
Senang adalah kata terasa ketika pemilik channel menanggapi komentar. So, seperti apa komentar Timtim Files, silahkan disimak yaa....
Kepada Netijen Indonesia dan Timor Leste
Saya ingin berpendapat...
Indonesia disebut sebagi penjajah, dianggap negatif oleh warga Timor Leste seperti video diatas?. Saya melihat, justru memang "seperti sekarang inilah yang seharusnya terjadi" di Timor Leste. Untuk membangun sebuah bangsa yang baru, yang meyakini merdeka lepas dari penjajahan seperti bangsa Asia Tengara lainnya dan juga setara (equal), maka dibutuhkan narasi sejarah sebuah musuh yang dikalahkan. Sudah puluhan tahun, narasi sejarah ini diinternalisasikan ke anak didik di Timor Leste. Oleh karenanya, saya amat yakin, banyak/ramai yang berpendapat seperti di video diatas, umumnya kelahiran tahun 1999, 2002 atau setelahnya ketika Timles lahir kembali. Pernahkah kita sebagai warga Indonesia membayangkan jika dalam kurikulum pendidikan Timor Leste membangun narasi bahwa "Indonesia selama masa integrasi adalah penyelamat, penolong, sahabat, dan saudara warga Timor Leste?". Apa jadinya pembangunan bangsa mereka ?. Terus mereka menjadi bangsa merdeka dari bangsa apa ?. Portugal ? ngak mungkinlah karena terlalu banyak warga Timor Leste yang merasa Portugal tidak menjajah mereka oleh karenanya dielu-elukan hingga kini. Orang Indonesia jangan kagetyaaaa, Belanda sebagai penjajah di Indonesia dengan Portugal sebagai penajajh di Timor jauh berbeda....lain waktu saja saya tulis.....
Perbedaan keduanya, juga hasilkan perbedaan makna penjajahan....oya, makna penjajahan dalam kamus mereka berbeda dengan kamus Indonesia.
Pendidikan Indonesia secara terukur menyebut bahwa penjajahan itu adalah mengeruk hasil SDA, diskriminatif diberbagai bidang, dan ciptakan sang penjajah sebagai bangsa yang kaya raya. Pendidikan Timor Leste menghasilkan kamus berbeda bahwa penjajah adalah Indonesia,sedangkan faktanya ialah dijaman integrasi-lah terjadi REVOLUSI PENDIDIKAN di Timor Timur, tidak ada diskriminasi dibidang pendidikan dimana semua anak boleh sekolah. Selanjutnya, selama pemberontak tobat, maka boleh masuk di pemerintahan, dan Indonesia kebalikannya yaitu memberikan 97% APBN-nya untuk pembangunan Timor Timur karena APBD mereka mencapai 3%. Indonesia kaya ?, jelas bukan karena Timor Timur tapi diantaranya sumbangan pendapatan dari Irian Jaya dan DI Aceh.
Narasi sejarah pendidikan Timor Leste memang masalah domistik mereka, namun sejak booming di "mata Najwa", maka seakan menjadi bola api yang acap kali menjadi bahan bakar permusuhan di medsos, dan semoga tidak dalam dunia nyata. Ya, di dunia nyata, selama saya ketahui tidak merembet sampai ke sana karena sebenarnya yang mereka benci itu adalah Indonesia "penjajah" ketika di jaman Orde Baru yang militeristik. Namun sayangnya, sepertinya, di Timor Leste tidak ada "TOKOH YANG KUAT" yang memperhatikan dengan baik bahwa cap itu seringkali tak up to date. Ketahuilah, Indonesia kini berbeda, namun image warga Timles tidak berubah. Gila!, sampe 20 tahun-an!.
Saya adalah didikan Orde Baru, cukup paham bagaimana perubahan pelajaran sejarah di sekolah sebagai bagian pembangunan bangsa dalam membangun narasi penjajahan bangsa asing di nusantara hingga ke jaman menuju Indonesia merdeka dan membangun hingga kini. Pendidikan Indonesia sudah sejak lama sekali terbiasa menyebut penjajah tidak hanya membawa hal negatif akan tetapi juga positif. Penulisan sejarah berdasarkan fakta lebih dominan, dibanding narasi sejarah sebagai propaganda. Bahkan, dalam sejarah Timor Timur yang sejak reformasi ditulis kembali, kami sebagai bangsa Indonesia berani menyebut perlakuan buruk di Timtim, tidak melulu kami hadir sebagai malaikat, bahwa apa yang terjadi di Timtim juga ada campur tangan negara lain, seperti Amerika dan Australia. Lucunya, Portugal dan Australia tidak dinarasikan menjadi penjajah yang dibenci layaknya Indonesia.
Dari uraian diatas, jelas bahwa narasi "Indonesia adalah penjajah" adalah cacat logika, gagal fakta.
Untuk kita orang Indonesia, tak salah untuk marah karena disebut sebagai penjajah karena kecintaan kita terhadap bangsa, begitupula seharusnya orang Timor Leste juga tak salah jika marah karena dibilang miskin, dan tak tau terima kasih dengan alasan tertentu.
Memang, adalah lebih nyaman tidak saling menghujat atau hina-menghina, namun siapa yang bisa kontrol jika di medsos ?. Oleh karenanya, saya selalu mengajak netijen Indonesia dan Timor Leste kalau berbicara pakai fakta dan data karena disanalah bisa terjadi dialog yang cukup sehat. Fokus dalam diskusi/berdebat untuk membangun komunikasi yang baik dari 2 negara yang dulunya pernah menyatu.
Terima kasih sudah membaca
Admin Timtim Files (WNI asli lho)
Begitulah....