Soal peran Indonesia di Timor Leste (TL) kini sudah barang tentu hasil masa lalu di jaman integrasi. Di TL sendiri kebencian yang besar masih di/ter-lestraikan, setidaknya terlihat di medsos seperti Facebook (FB) dan Youtube. Selalu ada saja warga TL yang merasa Indonesia adalah buruk terutama tindak-tanduknya di masa lalu sehingga agak sulit mengakui eksistensi Indonesia kini di TL.
Untungnya, masih ada yang cukup objektif dan realistis dalam melihat Indonesia. Diantara yang dimaksud ini adalah akademisi. Pada laman FB-nya, beliau menuliskan pandangan-pandangannya tentang peran Indonesia, baik itu masa lalu dan (prediksinya di Masa Depan)
Masa Lalu
Tapi terdapat sejumlah data dan fakta yang tidak membutuhkan penafsiran. Antara lain, Portugal "menjajah" Timor Portugis selama 460 tahun (1515-1975). Selama 460 tahun tersebut, Bangsa Portugis bukan hanya melakukan exploitasi kekayaan Timor Portugis, tetapi juga sekaligus melakukan "pembodohan bangsa". Ukurannya apa? Anda bayangkan sendiri. Selama 460 tahun, Portugal hanya memproduksi Sarjana yang jika dihitung dengan jari sebelah tangan, tidak semua jari kepakai. Bukankah itu dinamakan pembodohan bangsa? Sementara Indonesia yang hanya "menduduki" Timor-Timur selama 24 tahun, memproduksi ribuan Sarjana. Untuk menghitungnya, kita tidak bisa hanya menggunakan jari tangan ditambah jari kaki. Tapi kita membutuhkan kalkulator.
Di masa lalu, selama 460 tahun menjajah Timor Portugis, Portugal telah melakukan "pembodohan bangsa", dan sebaliknya, selama 24 tahun Indonesia menduduki Timor-Timur, Indonesia melakukan "pencerdasan bangsa". Jika ada yang komen: "Tapi Indonesia telah membunuh ratusan ribu orang Timor-Timur". Yang membunuh ratusan ribu orang Timor-Timur itu bukan rakyat Indonesia, melainkan sebuah Institusi Militer yang bernama ABRI, yang dikendalikan oleh sebuah Rezim, bernama Rezim Orba (Orde Baru).
Masa Depan
Portugal tidak akan banyak membantu, ini terjadi bukan sekedar karena secara ekonomi Portugal bukan negara kaya, dan secara geografi, letaknya yang nun jauh di awang-awang, melainkan karena sebagai ras kaukasoid, Portugal memiliki sudut pandang yang berbeda tentang rumpun dan ras Melayu-Melanesia. Secara alamiah, tidak ada ikatan emosional yang kuat antara ras kaukasian dengan ras Asia, khususnya ras Melayu-Melanesia. Berhubung INDONESIA lah yang akan lebih banyak menyumbangkan ke Timor Leste, maka dengan sendirinya, INDONESIA akan melakukan banyak hal berkaitan dengan pembangunan SDM Timor Leste di masa depan.
Begitulah pandangan sang profesor TL....