Pagi 7 Desember 1975 adalah D-Day penyerbuan besar-besaran ABRI ke Dili. Kapal perang TNI-AL membuka strafing dari laut "& bombardir udara oleh TNI-AU. Setelah itu pasukan Marinir masuk menyerang "& merebut pelabuhan udara Komoro, sedangkan Yonif-502 bersiap mendarat di kota Dili. Saat itu Yonif-502 tak mengetahui bahwa pasukan yang menyerang lewat Komoro adlh Marinir.
Sehari sebelumnya, 6 Desember 1975, sebuah radio Australia menyiarkan berita bahwa pasukan linud ABRI akan menyerbu Dili pada keesokan harinya. Entah bagaimana informasi tersebut bisa bocor. Kebocoran informasi tersebut yg mungkin membuat musuh bersiap siaga utk menghadapi serbuan dari ABRI diantara bangunan-bangunan di dlm kota.
Dalam teori penerjunan militer, pasukan tdk diterjunkan ke wilayah yg sdh dikuasai oleh musuh atau titik pendaratannya tdk persis di DZ yg dimaksud, melainkan di titik lain dgn radius bbrp meter dari DZ. Dengan pertimbangan ini seharusnya pasukan musuh memperkirakan Linud ABRI akan mendarat di perbukitan yg mengelilingi kota Dili, krn itulah mrk menunggu di dlm kota. Ternyata pasukan linud ABRI mendarat persis di kota Dili, hingga posisi mrk tak teratur di dlm kota Dili "& sekitarnya.
Hal tersebut dikarenakan oleh faktor cuaca, yakni angin yang berhembus cukup kencang pada saat penerjunan yg tdk diperhitungkan pada saat briefing menjelang operasi, sehingga pendaratan tdk sesuai dgn yg direncanakan. Beberapa tentara ada yg tersangkut di pohon, ada yg mendarat di atas bangunan, ada yg terbawa angin hingga mendarat di bibir pantai,bahkan laut yg lokasinya tdk jauh dari kota Dili.
Source: Buku OPERASI SEROJA Di Timor-Timur Dahulu Kami Berjuang Untuk Negara