BAPAK CASTRO YANG BUKAN FIDEL CASTRO EX GERILYAWAN FALINTIL MENJADI PENDUKUNG INTEGRASI

Juan dan Pak Domingos


Oleh: Juan Meco

Castro adalah seorang mantan anggota Falintil yang menjadi pendukung garis keras integrasi.

Setelah lulus, Castro bekerja di Pemerintah daerah dan pada saat itulah Castro bertemu Bapak Domingos Soares, melalui Bapak Domingos Soares inilah loyalitasnya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dibentuk. Castro yang ex Gerilyawan melihat karakter kepempininan yang kuat dalam diri Bapak Domingos Soares. Seorang yang teguh pada prinsip dan bekerja selalu untuk kepentingan rakyat banyak disaat menjabat sebagai Bupati Dili. 

Pada tahun 1999, saat Habibi memberikan opsi melepaskan Timtim banyak orang mulai menunjukkan sifat aslinya sebagai anti-Indonesia. Mereka yang dulu disangka pemerintah sebagai pro Indonesia ternyata sejatinya adalah anti Indonesia. Pihak2 tsb antara lain seperti Sekjen Komnas HAM Clementino Amaral, dan Mario Carascalao gubernur telama semasa Integrasi.  Sementara Castro sebenarnya berpeluang untuk kembali bergabung dengan rekan seperjuangannya dulu yang anti Indonesia, namun sebaliknya Castro memilih untuk tetap berada di kubu pro-Integrasi bersama Bapak Domingos Soares. Bersama Bapak Domingos Soares, dia mendirikan Forum Pendukung Integrasi (FPDK) sebagai wadah untuk mendukung tawaran otonomi khusus dari pemerintah.

Walaupun loyalitasnya kepada Bapak Domingos Soares dicurigai oleh banyak rekan seperjuangan, namun terbukti tetap setia hingga akhir. Saat hasil jajak pendapat diumumkan dan otonomi ditolak oleh rakyat Timtim. Beberapa pejuang pro-otonomi malahan memilih pulang, tetapi Castro justru memilih untuk tetap  bertahan. Diabarkan bahwa Xanana berkali-kali mengajaknya pulang ke Timor Leste, untuk turut bekerja di sana,  tetapi Castri tetap memilih tinggal di Indonesia. Tentang kesetian Castro kepada Indonesia dan kepada Bapak Domingos Soares ini, Bung Basmeri pernah dengan bercanda mengatakan bahwa kesetiaan Castro terhadap Bapak Domingos Soares layaknya kesetiaan Petrus terhadap Yesus.

Castro termasuk tokoh penting dalam berdirinya Uni Nasional Timor Lorosae (UNTAS). Setelah otonomi kalah dan banyak warga pro-integrasi menuju Nusa Tenggara Timur dan wilayah Indonesia lain, dan kaum integrasi tidak tahu harus berbuat apa setelah kekalahan akibat kecurangan UNAMET, Castro adalah orang yang mengusulkan kepada Bapak Domingos untuk menyelenggarakan kongres besar seluruh komponen pro-integrasi. Hasil dari kongres tahun 2000 itulah akhirnya UNTAS dibentuk. Inilah sekilas tentang salah satu pejuang integrasi yang memiliki latar belakang sebagai mantan anggota gerilyawan Falintil.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama