Hallo Kak
Saya sudah tonton video ini sampai habis. Adalah benar, data yang disajikan ialah data terbaru tahun 2020 dan 2021. Sayangnya belum yang tahun 2022. Setahun belakangan, Timles cukup banyak perubahan, terutama dibidang politik, walaupun banyak yang pesimistis dengan masa depan Timles, mereka tetap mencoba terus untuk memajukan bangsanya.
Itulah sebuah resiko yang harus dihadapi disebuah negara yang tidak kaya akan SDA dan SDM-nya. Saya berharap Timles dapat berubah lebih baik. Masuknya negara ini ke dalam ASEAN menjadi cara "potong kompas" untuk memperbaiki negaranya karena di forum regional itu, akses kemitran terbuka luas. Tinggal kebijakan Timles yang berpihak kepada rakyat dan masa depan negaranya yang bukan hanya mau hidup sebagai tetangga yang baik, namun juga ingin keluar dari jeratan masalah mendasar bangsanya, pendidikan, dan kelaparan.
Berbeda dengan WNI lainnya, saya berharap Timles itu membaik. Sejarah memberitahu kita bahwa, jika Timles sakit, maka Indonesia akan meriang. Kisah sejarah tahun 1974-75, 1999, dan 2006-2008 menjadi bukti bahwa posisi Indonesia sebagai negara satu2nya yang berbatasan dengan Timles menjadi faktor utama adanya semacam ketersambungan yang tidak mungkin dilepas soal kondisi di Timles.
Semoga Timles dapat dengan sigap merawat negaranya, begitupula dengan Indonesia soal hubungan internasionalnya dengan mantan propinsinya itu.
Sejarah memang sudah berlalu. Ingatan dan kelembagaannya akan tetap hidup...
Salam
