Guru Sukarno: Usus Saya Terburai Keluar


Oleh: Basmeri


Berikut saya share salah satu kekerasan yg dialami oleh salah satu pengajar di Timtim. Data ini dikumpulkan oleh Komisi Kebenaran dan Perdamaian (KKP) Indonesia-Timor Leste. 


KRONOLOGI KEJADIAN

1. CM Sukarno adalah bekas guru di SMP N 1 Kota Dili. Ia telah menjalankan tugasnya di Dili selama lebih kurang 19 tahun. Pada tahun 1997 dirinya diangkat sebagai Kepala Sekolah dengan pangkat IIIc ke IIId.

2. CM Sukarno melakukan perjalanan dinas dari Hotalia ke Dili untuk mengurus beasiswa GN-OTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) bagi murid sekolahnya. CM Sukarno berangkat dari Hotalia ke Dili. Di pertengahan antara Hotalia dan Dili CM Sukarno dihadang oleh orang tidak dikenal di sekitar wilayah Tibar. CM Sukarno sempat dilempar batu besar oleh orang yang menghadangnya tersebut. Meskipun demikian CM Sukarno tetap dapat melanjutkan perjalanannya.

3. Setelah selamat dari lemparan batu dan berhasil melanjutkan perjalanannya, untuk kedua kalinya CM Sukarno dihadang orang tidak tidak dikenal. Orang tersebut memukul dan mengayunkan tiang rambu lalu lintas dengan cara (seperti orang) membabat. Tiang rambu lalu lintas yang dipakai untuk memukul tersebut mengenai jari tangan CM Sukarno yang saat itu sedang memegang stang kendaraan sehingga CM Sukarno terjatuh.

4. Setelah terjatuh dari kendaraannya, muncul beberapa orang dan CM Sukarno dikerubuti lebih kurang 3 orang. Mereka “menginterogasi”  dalam bahasa Tetun yang artinya; “bapak bekerja dimana?” . CM Sukarno menjawab; “Saya bekerja sebagai guru di Hatolia, mendidik putra-putra bapak, aparat yang mamandaikan (ket: membuat jadi pandai) putra-putra bapak”  Saat itu, orang-orang yang menghadang CM Sukarno tidak percaya. Mereka mengatakan; “Bapak pendatang, saya tidak peduli bapak guru, saya tidak peduli bapak Nasrani”.  Setelah itu CM Sukarno dikeroyok dengan memakai senjata tajam (parang) dan besi. 

5. Setelah pengeroyokan tersebut, CM Sukarno dilempar ke Jurang yang dalam tetapi tubuhnya tersangkut pada satu benda (antara akar atau batu). Menyadari dirinya tidak terhempas ke dasar jurang, CM Sukarno  berjongkok dan berdoa. Pada saat itu ia memegang perut bagian belakang, dan baru tersadar kalau ususnya terburai keluar kira-kira sebesar kepala manusia. Usus tersebut dimasukkan kembali dan CW Sukarno terus memegang perutnya untuk mencegah agar ususnya tidak keluar. CM Sukarno kemudian merangkak naik mendekati jalan raya.

6. Setelah berjuang mencapai tepi jalan, CM Sukarno bersembunyi untuk memastikan bahwa orang-orang yang telah mengeroyoknya  sudah tidak berada ditempat. Kira-kira 15 menit kemudian CM Sukarno mendengar suara klakson mobil. Begitu jarak mobil diperkirakan sudah dekat, CM Sukarno menggelindingkan tubuhnya ke tengah jalan dan menghentikan mobil tersebut. Mobil berhenti dan orang yang berada didalam mobil kemudian membantu dirinya. Saat itu CM Sukarno minta agar diantar ke Poliklinik Bhayangkara di depan Pasar Mercado. Ternyata di Pliklinik tersebut tidak ada dokter, dan akhirnya CM Sukarno dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU). Sesampai di RSU, CM Sukarno memperoleh pertolongan Dokter dan akhirnya jiwanya tertolong dan selamat hingga sekarang. Meskipun demikian, hingga saat ini bekas luka tersebut masih sering menimbulkan rasa sakit, khususnya bila CM Sukarno mengalami stress dan memikirkan masa lalunya.

Terima kasih

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama