Mengenang peristiwa masa lalu bukanlah pekerjaan mudah, terlebih menyangkut perang. Kini, dengan luasnya media sepertinya memudahkan orang untuk berbagi cerita. Adalah seorang keturunan veteran yang menceritakan kisah ayahnya, khususnya ketika bertempur di dalam hutan Timor Timur (Timtim) melawan Fretilin (Falintil).
Kisah yang dipaparkan adalah merupakan untaian singkat dalam sebuah respon di sebuah media sosial FB (Facebook) dan menarik untuk diabadikan. Kisah yang dituliskan tersebut, kini dimuat tanpa diedit atau disadur untuk dapat menikmati sensasi dari sumber pencerita.
Berikut kisahnya...
Ayah sy pernah cerita yaa lucu sekaligus absurd......Suatu ketika setelah pertempuran berhari hari utk merebut suatu benteng (saya lupa namanya)..pasukan armed 1 dan bbrp TBO singgah di pinggiran sungai...di bawah bukit besar....utk istirahat ... Ketika dinilai aman dari musuh, pasukan mendirikan bivak2..dan bersiaplah ayah sy mau mandi... Dengan hanya berbekal handuk dan peralatan mandi ayah sy menuju sungai.. tak lupa senapan SP 1 ttp disandang....pas enak2nya nyebur ke sungai.. tiba2 datang rombongan kerbau entah dari mana datangnya melintas di seberang sungai.. pas di depan bivak2 pasukan armed 1. Seorang TBO tiba2 teriak " Bapaaaaak awassssssss "..... Berbarengan dengan itu....musuh yang bersembunyi di tengah - tengah rombongan kerbau melepaskan tembakan.. kontan saja... Ayah sy langsung menyelam ke dalam sungai menghindari tembakan dan segera menyelam ke sisi sungai lainnya, tempat senjatanya di letakkan..tembak2 an ala cowboy pun dimulai... pertempuran seharian yg menewaskan 5 musuh itu... dilakoni ayah sy dengan hanya memakai handuk ! Tanpa pakaian sehelai pun....😀 ..selain direpotkan oleh fretilin jg direpotkan oleh handuk yang berkali kali melorot.....😂
Dari cerita di atas, sepertinya gerakan Fretilin ingin melewati kelompok ABRI. Seakan-akan sungai tersebut ialah jalan satu-satunya. Dapat pula diduga bahwa Fretilin sengaja ingin menghabisi ABRI dengan cara menyelinap masuk kawanan kerbau dengan maksud agar lebih memastikan target terbunuh.
Malang dirasa, teriak seorang TBO (Tenaga Bantuan Operasi) yang statusnya adalah warga asli Timtim, telah membuyarkan kamuflase ala Fretilin ini. Alhasil strategi musuh gagal total.
Penyebutan TBO dalam kisah diatas bukanlah arti sesungguhnya. Setelah diskusi kembali dengan penutur cerita, dinyatakan bahwa itu untuk memudahkan saja saat menulis di kolom komentar karena sepertinya belum menemukan istilah yang tepat.
Kisah di atas terjadi pada semester pertama di tahun 1976, dengan demikian masuk ke dalam rangkaian Operasi Seroja. Hingga tahun 1980 awal, satuan ABRI yang terjun di medan laga Timtim, umumnya bergabung dengan milisi dari partai Apodeti, UDT, KOTA, dan Trabalista. Milisi itu juga dikenal sebagai partisan. Dengan demikian, yang diistilahkan TBO pada cerita di atas merujuk kepada kekuatan partisan (warga lokal Timtim yang berkoalisi dengan ABRI).
Demikianlah kisah kamuflase kerbau ala Fretilin yang ternyata masih dingat oleh kombatan veteran Operasi Seroja yang dikisahkan kembali oleh anak keturunannya. Oya, kisah kamuflase ini ialah kisah nyata yang dialami prajurit gagah ganteng seperti foto diatas.
Oya, terkait kamuflase ala Fretilin ini, silahkan kunjungi juga aksi serupa disini.