Memperingati 20 tahun Referendum Timor Leste


Beberapa kawan saat ini sedang berada di Timor Leste menghadiri peringatan 20 tahun referendum yang membawa Timor Leste pada kemerdekaannya. 

Saya belum pernah menginjakkan kaki di Timor Leste, tapi saya sempat bersama dengan beberapa kawan timor leste di dalam penjara orde baru (LP Cipinang) termasuk dengan pimpinan perlawanan Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmao. Xanana adalah pimpinan Gerilyawan yang saat itu telah berusia 50 tahun, sementara saya saat itu adalah seorang anak muda yang baru berusia 23 tahun. Kami tidak ditempatkan pada blok yang sama, Xanana di tempatkan di Blok 2A yang lebih ketat pengawasannya, sementara saya dan tapol PRD lainnya berada di Blok 3E bersebelahan dengan Blok 3F tempat Sri Bintang Pamungkas, Mohtar Pakpahan, dan fauzi isman di tahan.

Kami para Tapol di LP Cipinang bisa berkumpul hanya pada saat jam Kunjungan Keluarga, di waktu inilah kami Tapol di Cipinang bisa bertemu dengan leluasa. Bercerita, berdiskusi dan bercanda meski harus berbagi waktu dengan keluarga yang datang membesuk. Selain waktu kunjungan keluarga, kami harus mencari cara untuk bisa bertemu dengan Xanana. Mengikuti kegiatan di LP Cipinang adalah salah satu cara untuk bisa bertemu dengan tahanan lainnya, baik para tapol maupun dengan napi kriminal. Cukup banyak kegiatan yang bisa diikuti di LP Cipinang, diantaranya adalah olah raga Sepakbola.

Saya adalah salah satu pemain team sepakbola di LP Cipinang bersama dengan napi kriminal lainnya, begitu juga dengan  Xanana. Xanana adalah kapten dari semua kegiatan olahraga, sehingga sangat di segani oleh seluruh penghuni Cipinang bukan hanya karena Xanana sebagai Tapol tetapi karena kedekatannya dengan tahanan lain. 

Melalui sepakbola inilah saya bisa lebih sering bertemu dengan Xanana dan dengan napi kriminal lainnya. Sepakbola diadakan dua kali dalam seminggu setiap jam 15.00 - 17.00 di lapangan Blok 1. Blok 1 ini adalah Blok dimana napi kriminal di tahan. Melalui sepakbola saya bukan hanya bisa bertemu dengan Xanana, tetapi saya bisa mengenal beberapa kepala Blok di LP Cipinang dan tentunya bisa melihat langsung kamar kamar yang ada di Blok kriminal tersebut. Sepakbola mempertemukan dan mendekatkan saya dengan para penghuni cipinang.

Pada awal tahun 1999, pemerintahan Habiebie mengumumkan rencana pemindahan Xanana ke tempat penahanan yang baru dalam rangka negosiasi antar pemerintah RI dengan Timor Leste. Merespon rencana pemindahan tersebut dan pastinya kami penghuni LP Cipinang akan segera berpisah dengan Xanana.  Maka team sepakbola LP Cipinang membuat satu pertandingan persahabatan untuk mengenang Xanana.

Xanana menyiapkan dua kaos team untuk pertandingan tersebut yang di pesan dari luar. Kaos team tersebut berwarna merah dan hijau, xanana bergabung dengan team merah dan saya team hijau (seperti dalam foto saya dan Xanana). Kami memilih untuk menjadi "musuh" istilah dari Xanana pada saat itu, karena setiap pertandingan sepakbola di Cipinang jarang sekali satu team.

Ada satu peristiwa yang seharusnya tercatat dalam sejarah mengiringi pemimpin perlawanan Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmao yang meninggalkan LP Cipinang dan menempati rumah tahanan sementara di sekitaran salemba pada saat itu. Tapi peristiwa itu tidak pernah dicatatkan, dan hanya kami team sepakbola LP Cipinang yang tahu. 

Pada pertandingan perpisahan itu, team merah mendapatkan kesempatan melakukan tendangan penalti. Xanana sebagai kapten kesebelasan di berikan kepercayaan untuk mengeksekusi tendangan penalti tersebut. Namun Xanana gagal dalam mengeksekusi penalti karena ia terjatuh saat berlari untuk menendang bola. Xanana tidak dapat meneruskan pertandingan sampai selesai karena cidera. 

Satu hari kemudian, setelah pertandingan persahabatan itu dan setelah kami semua melepas Xanana, kami menyaksikan Xanana dalam liputan televisi sedang bertemu dengan perwakilan pemerintah RI. Dalam liputan itu terlihat tangan Xanana harus digendong karena terkilir. Hanya kamilah yang tahu kenapa tangan Xanana terkilir dan harus digendong. 

Setelah perpisahan itu, lama saya dan Xanana tidak bertemu. Ada satu pertemuan saat Xanana mengisi acara Kick Andy di Metro TV, masih dengan gaya yang sama, keramahan yang sama dia menyebut saya "musuh".

Sekarang, 20 tahun kemudian.

20 tahun kemerdekaan Timor Leste. Meski belum sempat saya menginjakkan kaki di Bumi Timor Leste yang Merdeka. Saya kirimkan lagi satu Puisi yang saya tuliskan di tahun 1999 saat Xanana dan rakyat Timor Leste bersiap menentukan nasibnya sendiri.

Barangkali ada kawan yang saat ini berada di Timor Leste mau membacakannya untuk Bung Xanana dan rakyat timor leste. 

Salam,

Penulis Suroso (Mantan Napol PRD ).


Sumber


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama