Gejolak di Propinsi termuda

 


Gejolak di propinsi termuda memancing keprihatinan Hendro. Diceritakannya tahun 1975 ia bersahabat dengan mantan administrator Portugal di Oekusi, ibukota Ambeno, daerah kantung Timtim di Timor Barat, Jaime de Oliveira.

Hendro menangkap kekecewaan salah satu penandatangan deklarasi integrasi itu saat berkunjung kesana, awal 1990-an.

"Pak Jaime tidak mau ketemu saya. Dia menghindar walau sepanjang hari saya tunggui di rumahnya.

Dari putrinya saya tahu, dia kecewa pada perlakuan pemerintah terhadap Timtim. Dia tak menduga integrasi yang dulu ikut dia prakarsai, ternyata menjadi seperti sekarang ini."


Hendro memberi ilustrasi perubahan psikologi masyarakat dalam kurun 22 tahun ini.

"Kalau tahun 1975 an kita menyapa "Selamat Pagi", "Selamat Malam" kepada orang-orang di pinggir jalan, mereka pasti menjawab sapaan yang sama.

Sekarang, balasan itu tidak ada. Orang Timtim tak bisa lagi tersenyum kepada kita."


(Hendro Subroto)



Sumber

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama