Membaca Politik Timor Timur atau mendengar langsung dari para tokoh yg pernah terlibat dalam konflik tsb, saya simpulkan kalau sebenarnya tidak jelas mana itu kelompok pro kemerdekaan dan mana yg pro Integrasi. Sebab sering saya lihat yg dulunya pro Integrasi kemudian berbalik menjadi pro merdeka, atau sebaliknya. Dan juga yang agak membingungkan, adalah banyak yg dulu melayani “penjajah Indonesia” dengan bekerja sebagai pegawai Indonesia dengan menerima rupiah untuk menghidupi diri dan keluarga dikemudian hari mengaku kalau dirinya adalah juga pejuang kemerdekaan Timtim. Sama binggungnya saya dengan yg dulu menerima beasiswa pemerintah RI terus sekarang mengaku pejuang!
Model seperti ini ternyata memang sudah muncul sejak awal Integrasi. Kita ambil contoh misalnya para penandatangan Petisi Balibo, mereka yg awalnya menangis-nangis, merengek rengek karena terdesak Fretillin kemudian mengemis-ngemis minta bantuan Indonesia, dan mengundang Indonesia masuk. Mereka mengubarkan bendera S.O.S pada Indonesia. Dan setelah Indonesia masuk dan menguasai keadaan mereka pun akhirnya mendapat jabatan dan uang. Namun setelah mereka tidak lagi menjabat atau tidak lagi mendapat rupiah, mereka satu persatu lantas berbalik menyerang Indonesia dan mengaku diri kalau dulu mereika ikut merekayasa Deklarasi Balibo tsb!! Ck ck ck... ternyata ada juga manusia jenis seperti ini yg tidak punya rasa hormat pada diri sendiri?!!
Yg lucunya lagi, sekarang oleh Timor leste mereka ini justru diangap Pahlawan! Padahal oleh mereka inilah ‘Penjajah Indonesia’ masuk dan hadir selama 23 tahun. ‘Invasi 75’ terjadi karena tokoh-tokoh yg berada dibalik penandatangan Deklarasi Balibo.
Beberapa figur Timtim yg patut disebut Oportunis antara lain misalnya Jose Martins, salah satu penandatangan Petisi Balibo. Dia adalah orang yg sering menggunakan Issue Timtim untuk mengeruk keuntungan pribadi. Dia pernah meminta uang kepada pemerintah Portugal untuk ‘membongkar’ kejahatan Indonesia di Timor Timur, dan dia jg pernah meminta uang pemerintah RI yg katanya untuk digunakan kepentingan perjuangan diplomasi Integrasi. Tetapi karena tidak diberi uang, dia kemudian mendekati Australia dan mulai menyebar HOAX yg hingga hari ini diterima sebagai kebenaran, yaitu tentang kematian 5 wartawan asing di Balibo yg katanya dibunuh tentara Indonesia. Gara gara perkataan oportunis inilah kemudian masalah ke 5 wartawan Balibo dipersoalkan Australia sampai hari ini. Padahal awalnya pemerintah Australia telah memaklumi resiko wartawan perang yg meliput dimedan perang adalah mati. Dan pemerintah Australia tidak mempersoalkan. Namun gara gara ulah oportunis Jose Martins inilah masalah ini menjadi viral!
Tokoh oportunis yang kedua adalah GABENER Goncalves. Goncalves karena sudah kehilangan jabatannya dan kekurang rupiah, pada akhirnya juga ikut menyerang Indonesia dari luar. Dan dia pun ikut mengakui bahwa deklarasi Balibo itu tidak ditandatangani di Balibo tapi di Bali.
Dan Tokoh selanjutnya yg paling sempurna sebagai Oportunis ialah Maria Carascalao. Dia awalnya membela Indonesia dan menjelekkan Fretillin di Forum PBB, bahkan dia ikut menyerang Jose Martins yg memfitnah tentara Indonesia membunuh wartwan Australia di Balibo. Dan sepanjang menjadi GABENER Timtim, Mario ini seringkali menjilat Indonesia. Berita-berita ttg pernyataan Mario yg bernada menjilat itu banyak saya baca pada koran koran terbitan tahun 80an, dan lembaran koran itu masih ada sampai hari ini. Tapi karena dia digeser, dia cari aman dengan kemudian menjilat Fretillin dan CNRT. Sekarang dia dianggap sebagai pahlawan besar di Timor Leste dan dipuja puji, patungnya pun segera akan dibuat untuk mengenang kepahlawanannya. Mereka-mereka yang adalah kaki tangan tentara penjajah Indonesia pada akhirnya berlindung pada issue Pro Merdeka agar dosa dosanya menjadi luput dari ingatan massa.
Sulit sekali menemukan Tokoh yg KONSISTEN dan teguh pada prinsipnya dalam konflik di timor Timur. Mungkin mereka yg bergerilya di hutan hingga tahun 1999 baru turun lebih pantas dihormati karena memang KONSISTEN sejak awal. Sama hal nya seperti kelompok Pro Indonesia sekarang yg memilih keluar dan tinggal di Indonesia, mereka KONSISTEN menolak Timor Leste.
Jadi kalau melihat kasus Timtim ada baiknya dibuat kotak-kotak dulu.Dan pisahkan para tokoh atau pelaku sejarah itu ditaruh dalam kolom yg berbeda beda untuk dicari mana yg Konsisten dengan ideologinya sejak awal, dan mana yg bisa melopat ke sana dan melompat ke sini. Dan apa saja peranan mereka selama berlangsungnya konflik. Pada masa penjajahan mereka di kotak mana, masa perang saudara di kotak mana, masa Integrasi di kotak mana, masa merdeka di kotak mana. Mana yg tidak pernah berpindah pindah kotaknya, itu yg konsisten! Dan berapakah jumlah mereka yg konsisten dibandingkan yg tidak konsisten?!