Salam
Saya sudah menonton video ini hingga habis. Ada beberapa catatan sebagai berikut.
1. Saya apresiasi video yang bagus ini. Menarik untuk dilihat dan narasinya mudah dipahami, bahkan oleh orang awam sekalipun. Saya yakin, ini bukan pekerjaan mudah, terlebih untuk sebuah channel sebesar “Narasi Newsroom”. Namun, kalian mampu menarik banyak penonton dalam sekejap. Kalian hebat, dan subscriber kalian amat mantab !. Saya juga subscriber channel NN ini lho...hehehehehe....
2. Saya lebih senang menyebut video ini sebagai sejarah Timor Leste (TL) dari geladak kapal luar negeri. Kita tau, bahwa sejak Jajak Pendapat 1999 hingga buku Chega terbit di tahun 2010, posisi Indonesia semakin tersudut, terduduk di pojok ruang dunia. Chega ! adalah buku sejarah TL yang kebanyakn dibahas ialah tahun 1974-1999 ! (jumlah halaman 3 ribu-an). Buku ini secara mudah dapat disebut sebagai sejarah versi TL.
3. Posisi Indonesia dalam video ini seperti “objek”, seakan tak punya jiwa dan kuasa untuk melukiskan kisahnya di Timor Timur (timtim). Padahal, sejak tahun 2009-an, sudah mulai bermunculan buku yang ditulis dari pelaku dan saksi sejarah Timtim yang berbahasa Indonesia. Walaupun belum mencukupi, harusnya video ini juga mencantumkannya sebagai bagian dari usaha “memeriksa kembali” sumber dari luar negeri dalam video ini.
4. Dalam video disebutkan bahwa korban tewas tragedi Santa Cruz jumlahnya ratusan. kita tau bahwa jaman Orba banyak kekerasan, di Tj.Priok misalnya juga penculikan aktivis 1998. Taukah ?, semua datanya relatif jelas, nama, bahkan foto2 korban lengkap. Sampai hari ini, saya belum menemukan kajian sebuah buku, khusus ttg tragedi Santa Cruz (berbahasa Indonesia tau bahasa asing) yang komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan, bahwa ratusan korban demonstran Timtim itu mati adalah terkena peluru ?, nama2nya siapa saja juga adakah foto-foto dari keluarganya ?. Hal ini juga saya tanyakan kepada mereka yang di Timor Leste, dan mereka tidak bisa jawab !. Malahan saya diintimidasi !.
5. Dalam video ini juga, tidak ditemukan jawaban seperti pertanyaan sebagai judul video: “Kenapa Orang Timor Leste Bilang Indonesia Menjajah?. Jadi sebenarnya menjajah atau bukan ?, juga tidak ada kejelasan padahal referensi channel ini bagus-bagus.Terlebih, disebut bahwa operasi militer Indonesia ditandai kekerasan dan banjir darah. Bagaimana dengan simpati kepada Indonesia ?, memang pihak Indonesia tidak ada korban yang berdarah-darah?, memang WNI non-Timtim disana hidup baik-baik saja dan gembira ria ?, memangnya perang saudara (antar partai lokal Timtim) 3 bulan di sana tidak timbulkan korban rakyat Timtim ?, tapi, jika soal tindakan Indonesia dengan lancar sebut: menyebabkan ratusan ribu korban.............................................
6. Oya, ada beberapa yang tertinggal dalam video ini, yaitu tentang “penculikan anak korban perang Timtim”, “kebebasan warga Timtim untuk demonstrasi”, pembangunan yang massif, pendidikan untuk semua warga Timtim, konsep Jajak Pendapat (bukan Referendum), dan eksploitasi minyak Timor yang dilakukan oleh Indonesia dan Australia (deal 1989).
7. Cukup disayangkan ialah, video ini terlihat tidak seimbang, Indonesia dicitrakan dengan kecenderungan selalu buruk, padahal tidak semuanya begitu. Saya banyak wawancara mereka yang hidup saat jaman Orba di Timtim, dari tentara, TBO, mahasiswa pro Indonesia, mahasiswa klandestein, guru, warga biasa, PNS, dan pedagang. Dari mereka, saya ingin bilang bahwa “memang Indonesia punya salah di Timtim, tapi jangan terus menerus “kabut hitam” disematkan ke Indonesia. Kasus Timtim itu tidak berdiri sendiri, terlebih dengan menyebut Indonesia penjajah, padahal (salah satu contohnya) Australia ikut eksploitasi minyak Timor dengan jatah yang jauh lebih banyak dari Indonesia. Di saat yang sama, Indonesia menggelontorkan dana APBN sebesar 93% dan hanya 7% saja dari PDA (Pendapatan Asli Daerah) Timtim dalam membangun wilayah mantan jajahan Portugis ini yang tertinggal 30 tahun dari propinsi Indonesia lainnya ketika itu.
8. Dengan belum mencukupinya referensi yang beredar dimasyarakat tentang sejarah yang selama ini ditutupi, dan usaha untuk memverikasinya, harap berhati-hati dan wajib bertanya kepada sumber: “ini benar sejarah atau propaganda?”.
9. Oleh karenanya, jika saja, saya memiliki channel sebesar ini, maka saya akan mengambil peran dalam mencerdaskan, dan coba sekuat tenaga untuk mengakrabkan literasi generasi muda dengan pola “don’t take it for granted”. Kita jangan mudah menerima informasi begitu saja, harus ada kaji ulang. Atau setidaknya skepstis: “apa iya bener begini ceritanya ?”.
Salam
Admin
Timtim Files Channel