GAMAL: Apakah Timor Leste Lebih Maju Saat Bergabung dengan Indonesia?


Bisa dibilang, amat sedikit konten youtube yang berimbang dan kaya data untuk menempatkan kisah Indonesia di Timor Timur (Timtim). Channel GAMAL adalah yang "amat sedikit"tersebut. Kesempatan ini, Timtim Files menuliskan komentarnya. 

Berikut uraiannya....

Timtim Files says:


Kpd. Bro Gamal.

Sudah setahun, saya lahap beratus-ratus video dengan ragam narasinya. Baru di video Bro Gamal ini, saya menemukan yang benar-benar klik.  Rasional, berimbang, dan nasionalis (Indonesia). 

Setelah menonton video ini sampai habis, saya memiliki beberapa catatan:

1. Xanana Gusmao tidak “selalu” menjadi pengganggu proses pembangunan Indonesia di Timtim seperti yang tergambarkan di dalam video ini. Pasukannya “dijepit” dan “dilokalisir” ABRI dipegunungan agar jauh dari hiruk pikuk pembangunan. Namun, ide-idenya, yang disebut sebagai “propaganda Fretilin” (padahal dia bukan Fretilin karena keluar tahun 1980-an) ternyata merembas ke dalam tubuh birokrasi (PNS), mahasiswa, dan ragam pengangguran, ramai di awal tahun 1990-an. 

2. Berakhirnya perang dingin menjadi “turning point” Timtim. Selain bangsa Barat yg “ngiler minyak Timor” yang habis tahun 2023, ragam usaha apa yang mereka sebut sebagai gerakan kemerdekaan, mendapat dukungan Internasional. Sekutu Indonesia (AS dan Aust) mundur teratur, dan berbagai rontaan Timtim kemudian terdengar luas diberbagai belahan dunia. Santa Cruz telah didesain menjadi pemantik utamanya. Semua itu artinya ialah, perjuangan mereka sebelum th 1990-an “tidak digubris” dunia hanya karena satu hal penting: “perang dingin”. Indonesia sadar soal ini, dan semakin menjadi-jadi karena desakan krismon dan semangat demokrasi (reformasi). Melepaskan Timtim secara terhormat disajikan Habibie, Jajak pendapat adalah solusi!.

3. Sumur Banyu Undan TL diakhir tahun 2022 ini sudah kering, dan keinginan Timtim masuk ASEAN 2023 (yang akan terwujud nyata) adalah cara “potong kompas” untuk menanggulangi miskin dan lapar yang melanda negeri tersebut. Rekonsiliasi juga menjadi proyek yang serupa, yang konon diyakini untuk mendatangkan suntikan dana dari negara pendonor. Jika ini tidak berhasil, kemungkinan TL akan “jalan ditempat” untuk menapaki masa depannya. Ada juga yang menyebut, dibeberapa tahun kemudian TL akan mengalami masa-masa “tersulit yang berarti” selama pisah dari Indonesia.

4. Apapun itu, saya selalu mendo’akan TL selalu baik, karena jika TL sakit, maka Indonesia akan merasakannya. Pengalaman konflik di TL pada tahun 1975, 1999, dan 2006-2008 menegaskan bahwa Indonesia bisa kena getahnya saat TL makan nangka. Salah satu alasannya, kerena TL bergantung kepada Indonesia (iklan Indomie goreng yang cerdas!), dan juga karena Indonesia adalah satu2nya negara yang berbatasan langsung dengan TL via jalan darat.

5. Saya mengapresiasi kepada Bro Gamal atas video cerdasnya ini. Kamu beda dengan "channel non-khusus kasus Timtim", yang lazim bahas karena sensasi dan comot sumber dari barat/versi TL yang seringkali saya harus kritik dan berikan sedikit pencerahan. Sebagai penutup, saya setuju dengan kamu, “bahwa Indonesia punya salah di Timtim, tapi (seharusnya) tidak melulu kabut hitam disematkan ke Indonesia. Kenapa? karena kasus Timtim tidak berdiri sendiri !”. Bro Gamal, di video ini, saya merasa nyaman dalam melihat Indonesia di Timtim. Salam hormat !.


Salam

Admin Timtim Files (channel Khusus sejarah Timtim)


Yupz, saya merasa nyaman dengan video ini. Sekali lagi, terima kasih atas video cerdasnya ini Bro GAMAL !!!


Sumber 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama