Sekretaris Jenderal (sekjen) LVRI Pusat, Marsda TNI (Purn) FX Soejitno memerintahkan Ketua LVRI markas cabang (macab) di seluruh NTT agar segera membubarkan tim calo veteran yang sedang merajalela dan merusak nama baik LVRI. Hal ini disampaikan Soejitno saat melakukan kunjungan kerja ke Markas Daerah (mada) LVRI Provinsi NTT di Makorem 161 wiraksakti Kupang, Rabu (16/6/2022).
“Saya tegaskan para seluruh pimpinan cabang agar segera membubarkan para calo-calo yang tidak resmi secara regulasi karena akan merusak nama baik LVRI. Seperti adanya pembentukan tim 10 dan lain sebagainya, tidak lama muncul lagi tim 11, tim 12 dan tim seterusnya dan itu namanya kepengurusan liar,” katanya.
Dikatakan Soejitno, jika aksi para calo tidak dihentikan maka akan merusak nama baik lembaga veteran, karena saat ini tersebar di mana- mana bahwa ada calo-calo yang sedang peras uang masyarakat dengan jaminan jadi anggota veteran.
Soejitno meminta para pimpinan macab agar mengawasi secara ketat dan jika ada penemuan maka segera melaporkan ke pihak yang berwenang untuk dipenjarakan, sebab telah terbukti ada dua orang asal daerah TTU yang telah dipenjarakan.
“Saya dukung kalau ada temuan maka ditangkap dan dibawa ke pihak keamanan, sebab itu termasuk kategori penipuan. Saya juga tegaskan kepala minvet agar diteliti dan diperiksa secara baik dan benar untuk melayani karena bahawa jika ketahuan,” pintanya.
Menanggapi pernyataan Sekjen LVRI ini, Ketua LVRI Cabang Belu Stefanus Atok Bau membenarkan bahwa perbuatan tersebut telah merajalela di wilayah Kabupaten Belu.
Stefanus mengaku sudah berulang kali mengajak untuk para calo-calo itu bergabung bersama lembaga veteran resmi, agar pekerjaan itu sesuai regulasi, namun para calo-calo itu tetap saja muncul dan melakukan pungutan.
Dikatakannya, di Kabupaten Belu justru masyarakat lebih percaya para calo yang tukang tipu dan peras uang masyarakat di mana-mana.
“Kan kasian dengan masyarakat, jual hewan berekor-ekor,habis uang berjuta-juta tapi tidak pernah mendapatkan sepotong surat dari para calo-calo tersebut,” katanya.
Stefanus meminta kepada LVRI pusat agar mengeluarkan surat perintah terhadap setiap pimpinan cabang untuk dapat melakukan pemberhentian terhadap calo-calo itu.
“Karena informasi yang kita proleh selama ini bahwa banyak calo yang mengaku, mereka datang urus langsung di kantor minvet lebih cepat tanpa melalui pengurus LVRI cabang,padahal ada prosedurnya,” ungkapnya.
Stefanus juga berharap kepada Minvet Kupang agar ketika ada calo yang datang lagi ke kantor Minvet Kupang jangan dilayani karena tidak prosedural.
Tags:
Timor Leste