Harusnya Timor Leste tak usah merengek bila dalam masa perjuangannya mendapat kemerdekaan banyak korban jatuh walau itu pemimpinnya sendiri. Ini perang yang tak peduli berapa banyak nyawa hilang, entah itu di pihak Timor Leste atau Indonesia sekalipun. Namun Indonesia sudah bisa move on dari kerasnya Operasi Seroja, tapi Timor Leste masih terbayang-bayang ganasnya invasi angkatan bersenjata republik di masa lalu.
Salah satu yang membuat Timor Leste tak bisa move on ialah tewasnya pemimpin mereka Nicolau dos Reis Lobato atau biasa disebut Nicolau Lobato. Lobato adalah pemimpin Fretilin, yang dulunya gerakan separatis penentang Indonesia di Timor Timur. Namun sial bagi Lobato, Prabowo Subianto yang dulu bersama kesatuan TNI lainnya di Timor Leste berhasil menembak mati dirinya.
Dikutip zonajakarta.com dari "Jenderal M Jusuf Panglima Para Prajurit" karya Atmadji Sumarkidjo, Prabowo bersama Batalion Parikesit tahun 1978 dikirim ke Timor Leste. Tugasnya memang membunuh Lobato dimana ia bersama anak buahnya disapu bersih TNI tanpa sisa. Lobato juga tewas di sana, ia ditembak mati karena berusaha kabur dari kejaran TNI. Setelah inilah nasib mayat Lobato tak diketahui.
Dikutip zonajakarta.com dari abc.net.au, media Australia tersebut pada 2018 menulis artikel mengenai nasib jenazah Lobato. ABC Australia menduga bila jenazah Lobato lantas dibawa ke Indonesia untuk diotopsi seupaya memastikan bila itu benar-benar pemimpin Fretilin.
Namun ada versi lain dimana ABC menyebut kepala Lobato dipenggal oleh militer Indonesia.
Hal ini didasari oleh penemuan kerangka tanpa kepala di belakang rumah mantan pemimpin Timor Leste Mari Alkatiri pada 2003 silam. Kerangka tersebut kemudian dikirim ke pusat otopsi Australia di Northern Territory, Darwin.
Tapi dugaan itu ternyata salah dimana tim forensik dari Australia dan Argentina memastikan kerangka itu bukan Lobato.
"Kami sudah meminta DNA dari saudara laki-laki Lobato, Rogerio Lobatountuk tes ante mortem," kata kepala tim forensik Dr Soren Blau. "Tidak ada yang cocok dari DNA Lobato terhadap objek spesimen," tambah Blau. Dr Blau menyebut bila Timor Leste harus bekerjasama dengan Indonesia untuk melakukan investigasi dimana jenazah Lobato dikebumikan. "Saya percaya bila Indonesia lebih tahu dimana jenazah Lobato berada, namun kita harus melihat niatan Dili bila memang ingin mencari keberadaan mendiang pemimpin mereka," kata Blau.
Pada 2014 lalu Ketua Persatuan Purnawirawan dan Warakuri TNI & Polri (Pepabri) Agum Gumelar sudah membentuk tim untuk mencari dimana keberadaan jenazah Lobato. "Niat baik kami ini melanjutkan hasil pertemuan dengan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao pada Jumat pekan lalu di Denpasar. Saya sudah laporkan ke Pak Try Sutrisno dan sejumlah sesepuh Pepabri yang setuju kita bentuk tim investigasi," ujar Agum saat itu seperti dikutip dari Antara. "Pak Xanana menceritakan kembali bahwa Timor Leste telah menyediakan tempat pemakaman khusus bagi Lobato di TMP Metinaro, dan rakyatnya sangat berharap jenazah beliau dapat ditemukan," tambah Agum Gumelar.*