Menyabung Nyawa di Matabean, Pertempuran Brutal Yonif Linud 328 Kostrad Vs Kombatan Timor Timur

 


Mati di medan peperangan merupakan trah seorang tentara. Mereka tentu rela nyawa melayang demi Ibu Pertiwi dan keberhasilan misi. Maka tak heran hal tersebut juga berlaku di tiap-tiap personil Batalyon Infanteri Lintas Udara (Yonif Linud) 328 Kostrad saat ditugaskan di Operasi Seroja merebut Timor Portugis.

Mengutip 328 Para Battalion, The Untold Stories of Indonesian Legendary Paratroopers, Setia-Perkasa-Rendah Hati, tahun 1978, 30 personil Yon 328 mendapati tugas merebut Matabean dari tangan kombatan Timor Timur (Timtim) si Krebo Hutan Fretilin. Namun entah bagaimana, hanya 30 personil TNI dari Yon 328 yang diperintahkan untuk merebut basis kuat musuh tersebut.

Salah satu anggota Yon 328 yang ikut dalam Tour of Duty itu yakni Sersan Mayor Didin Somantri mengatakan selain jadi basis musuh, medan tempur di Matabean sangat berat. Bahkan masyarakat disana lebih pro kepada Fretilin dari pada pasukan TNI. Hal ini wajar lantaran di Matabean ada empat kabupaten yang berada di ketinggian yakni Baucau, Pile, Langen, dan Los Palos.

Dari ketinggian itu masyarakat pro Fretilin bisa menggunakan batu untuk melempari posisi Yon 328. Terlebih kombatan Fretilin bisa dengan enak menyirami dengan peluru pasukan TNI dari atas. "Jadi pertempuran tak seimbang," tulis Didin dalam buku tersebut. Namun misi tetaplah misi, 30 personel Yon 328 menyerbu tujuh sasaran yang harus direbut di Matabean.

Hasilnya? satu persatu sasaran direbut dan satu persatu pula anggota Yon 328 gugur diterjang peluru musuh. "Danton Didi Haryadi gugur. Dari 30 prajurit, yang bisa kembali hanya 9 prajurit," tulis dalam buku tersebut. Total, TNI kehilangan 21 prajuritnya dalam perebutan Matabean, namun misi dianggap sukses. 

Didin Somantri mengatakan dari tujuh sasaran yang harus direbut, target no.7 yang paling sulit. Saat itu ia diminta mengawal Edi Sudrajat, mantan KSAD yang pasukannya sedang melaksanakan 'masuk kolam' memburu musuh di lereng Gunung Tiba Silo. Sialnya di sana banyak mata-mata orang sipil yang memberikan info kepada Fretilin mengenai keberadaan pasukan TNI. Bahkan ada perempuan asli Timor yang ingin jadi Martir dengan membawa granat untuk melakukan serangan bunuh diri. 

Oleh karena itu, menurut Didin Somantri, untuk memenangkan pertempuran di tempat itu membutuhkan taktik yang jitu. Alasannya pasukan TNI harus berperang melawan tiga musuh sekaligus, yakni Fretilin, alam dan penyakit macam Malaria. Namun tetap saja Matabean berhasil direbut walau dengan pertempuran berdarah.(*)


Sumber


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama