Menurut anak buah Bokap yg pulang dari timtim taun 1989, dia cerita selama tugas di sana dan mengalami operasi patroli.
Ciri ciri tempur Fretilin sbb :
– Karena keterbatasan peluru, mereka hanya menyergap TNI dalam jarak sangat dekat untuk memastikan peluru tidak terbuang sia sia, memastikan tembakan terkena ke sasaran ( bahkan ada yang nekat sembunyi hingga jarak 2 meter saja dari sasaran, tentunya si ABRI tidak menyadari ada musuh disampingnya ), dan dapat merampas senjata lawan ( ABRI )
– Mata mereka cenderung merah dan selalu tajam, waspada dan liar. Jadi kata anak buah bokap, kalo ketemu ama orang macem ginian di pasar, musti waspada krn diperkirakan mereka itu gerilyawan yg lagi turun gunung.
– Menggunakan kode suara kijang dan monyet dg nada tertentu untuk berkomunikasi di hutan ( anak buah bokap ini pernah sekali mengalami ini ketika seorang tawanan disuru menunjukkan posisi Fretilin/Falintil, lalu di TKP yg diperkirakan posisi GPK ( istilah jaman itu untuk Fretilin ),si tawanan mengeluarkan suara seperti kijang/monyet. dan ada jawaban suara binatang bersahut sahutan dari sisi tebing jurang di hutan. hasil perburuan hari itu nihil.
– Jika tertembak, mereka cenderung tidak berisik, tidak mengaduh aduh mengeluh dg suara yg keras, walopun terluka parah,untuk menghindari tertangkap ABRI. Silent, ketahanan fisik mereka rata rata sangat tangguh ( maklum aja udah biasa idup susah dihutan)
– Temen temannya sangat setia kawan, biasanya rekan yg tertembak akan selalu berusaha dibawa pergi jika harus mundur karena terdesak ABRI dalam kontak senjata ( ini umum kali ya dimana mana begitu ), makanya sering kali jika terjadi kontak senjata dan ABRI mengklaim menembak sekian orang, tapi kenyataannya jenazah yg ditemukan lebih sedikit dari yg diperkirakan tertembak baik mati maupun terluka.