Sejak dulu yang namanya ransum itu nggak seenak masakan sendiri, apalagi kalau terlalu banyak memakannya perut bisa mules, susah BAB, bisa kena wasir, apalagi kalau kentut, begh…baunya amit-amit jabang baby, satu tenda bisa buyar semua
Kira-kira seperti itulah yang dirasakan sebagian personel ABRI saat di tim-tim dulu, sehari-dua hari, seminggu-dua minggu mungkin masih tahan dengan ransum…selebihnya haduh, jangankan makan, mencium aromanya aja dah bikin mual…nah untuk menyiasati kebosanan terhadap ransum, bokap dan rekan-rekannya biasanya mencari makanan alternatif kayak buah-buahan, tanaman sayur atau nembak rusa/banteng liar/biawak/ular saat dapat giliran patroli, kalau regunya bokap dah dapat giliran patroli biasannya rekan-rekan sekompi nitip apa aja yang bisa dimakan kalau dah kembali (asal bukan ransum)
Kebetulan ketika dapat giliran patroli, regunya bokap nggak melihat apa-apa untuk di makan ataupun hewan untuk di tembak, akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di bawah pohon (anggota yang lainnya berjaga gantian)….nah disaat duduk di bawah pohon itulah, bokap melihat sebuah cerukan di tanah yang berisi air (semacam kolam gitu lah) meskipun nggak terlalu besar, tapi airnya jernih banget sampai-sampai batu-batuan yang di dalamnya itu terlihat dengan jelas, Bokap tertarik untuk mendekat…awalnya diperhatikan terus, lama-lama kok terbersit pikiran buat mencari sesuatu di dalamnya. Yaaah siapa tahu nanti menemukan hewan atau ikan atau apalah yang bisa di makan………akhirnya bokap mulai memasukkan tangannya kedalam cerukan tersebut, dia membuka sebuah batu didalamnya
DAN….apa yang terlihat?! Seekor udang besar dengan 2 capit besarnya (udang galah kayaknya)…kontan bokap langsung teriak-teriak kegirangan, dia manggil teman-temannya untuk membantu nangkep tuh udang, ya sudah pasti rekan-rekannya bokap juga ikut kegirangan…kayak nemu rejeki nomplok di tengah hutan
Karena di dalam cerukan itu terdapat udang, pasti ada yang lainnya…di bukalah batu-batu yang lain, ternyata benar…udangnya berhamburan keluar, nggak cuman satu..tapi puluhan!!, ya udah jadilah pesta nangkep udang…kapan lagi bisa makan hewan seenak ini di tengah hutan. Untungnya salah satu rekan bokap ada yang bawa karung…so kebetulan banget, tuh karung bisa di jadikan wadah buat tempat udang-udang yang tertangkap…..
wuiih saat itu menurut penuturan bokap, semua anggota regu dah kayak anak kecil nemu mainan bagus…ketawa-ketiwi, lompat sana-lompat sini menghindari udang yang melompat-lompat, saling senggol rebutan nangkep udang…bahkan sampe ada yang ndelosor di air…tapi peduli setan lah, biarlah baju basah kuyup yang penting bisa bawa pulang makanan lezat
Nah akhirnya setelah di rasa cukup (berlebihan malah)…mereka pun kembali ke base camp, di sana semua anggota peleton di panggil buat masak besar…beberapa orang disuruh masak nasi, ada yang disuruh buat sambel kecap, dan yang lain di perintahkan buat ngerebus tuh udang-udang…..alah maak senang betul saat itu…..nggak ada anggota yang nggak tersenyum, semuanya girang lihat tumpukan udang di tumpahin dari dalam karung
singkat cerita setelah udang masak, nasinya masak, sambel kecap dah siap…langsung semua makan dengan lahapnya….disaat itulah Danki datang, (namanya ane ingat sekarang) Pak Nainggolan, beliau orang batak (ada fotonya diatas)…setelah lihat tuh anggotanya lagi makan besar…ngumpat-ngumpat lah dia :
Danki : “Eh sialan benar kalian ini, makan enak macam ini, nggak bilang-bilang aku kau!! di tenda aku mual-mual makan ransum, disini kalian makan lobster…bah brengsek kali kalian ini !!” (sambil melotot matanya)
Anggota peleton : “Siap, maaf nDan, kami nggak bilang dulu, silahkan kalau komandan mau…duduk sama kita, makan bareng-bareng disini…silahkan nDan silahkan” (sambil ngambilin nasi di piring buat Danki)
Danki : “ Nah gitu dong….kalau tiap hari kita makan seperti ini, tembak-tembakan ama fretilin tiap hari pun aku mau hahahaha…..ngomong-ngomong dari mana kalian dapet udang besar-besar macam gini?? jangan-jangan mencuri kalian tadi yah!?”
Anggota peleton : “hehehe…jangan khawatir nDan, kita nemu di hutan tadi saat mau pulang patroli”
Danki : “bah yang benar kalian….masak ada udang macam gini di tengah hutan??” (sambil mengunyah nasi dan udang galah di mulutnya)
Bokap : “nah itu kami juga heran nDan, kok bisa-bisanya ada udang sebesar ini di kubangan air di hutan tadi…”
Danki :”Oooh ya udahlah…..peduli amat, yang penting bisa makan enak kita hari ini Hahahahaha…”
Seluruh anggota peleton : “….Hehehehehehehe….” (sambil mulutnya penuh ama nasi)
Nah sampai sekarang Bokap heran kok bisa ada udang-udang besar di dalam kubangan air di tengah hutan…dari mana datangnya??