KELUARGA CENDANA TIDAK INGIN KEHILANGAN TIMOR LESTE

Ilustrasi


Rezim Orde Baru selalu menggunakan slogan ” demi persatuan dan kesatuan bangsa ” untuk melegitimasi penjajahan atas Timor Leste. Tanpa kita sadari yang sebenarnya adalah ” demi kepentingan ekonomi keluarga Suharto ” maka Timor Leste harus tetap menjadi bagian dari Indonesia. Begitu banyak tentara Indonesia yang mati di sana semuanya hanya demi kepentingan ekonomi keluarga Suharto, begitu pula banyak tokoh pro demokrasi Indonesia yang membela bahwa Timor Leste harus menjadi bagian dari Indonesia, mereka juga telah ikut mendukung bisnis keluarga Suharto.

Berikut ini fakta tentang kepentingan ekonomi keluarga Cendana yang membuat mereka tidak ingin kehilangan bumi timor loro sae. Pertama, Putri kesayangan Suharto yaitu Siti Hardiyanti Rukmana menguasai monopoli kopi di Dili dibawah perusahaannya PT Citra Inskopindo Persada, dalam paruh akhir tahun lalu perusahaan itu sanggup memproduksi 1,2 ton kopi instant.

Kedua, Putera puteri Suharto dan kerabatnya juga telah menjadikan bumi Timor Leste sebagai lahan bisnis yang menguntungkan. Tutut dan adiknya Tommy telah berencana membuka lahan perkebunan tebu seluas 25000 hektar dari Betano di Manufahi sampai Iliomar di Viqueque. Probosutejo juga sudah tergiur dengan kesuksesan keponakannya sehingga ingin membuka perkebunan kopi juga di Timor Leste. Puteri Sulung Suharto masih belum puas dengan monopoli kopinya telah berencana untuk membuka pabrik semen di Timor Timur. Joint Venture Tutut dengan Abilio Araujo ( tokoh Fretilin yang menyebrang ke Orde Baru ) dinamakan PT Semen Timor Loro Sae dan dana yang akan ditanamkan sebesar 512,8 juta US dolar. Konglomerat yang juga ingin berpartisipasi dalam bisnis semen ini adalah Sudwikatmono, saudara angkat Suharto melalui Djajanti Groupnya yang membawahi PT Dinamika Semen Tidak ketinggalan pula teman main golf Suharto yaitu Bob Hasan melalui PT Fendi Hutani Lestari, telah berencana untuk membuka perkebunan seluas 50.000 hektar yang akan menggusur 11 desa di Viqueque. Nyonya Prabowo Subianto atau lebih dikenal dengan Titiek Prabowo juga meneguk keuntungan dari bisnis di Timor Loro Sae melalui Maharani Group dan Texmaco group kepunyaan dia yang berjoint venture dengan Dilitex factory kepunyaan saudara ipar Gubernur Abilio Soares.

Ketiga, Sempati Airlines milik Tommy dan Sigit telah mendominasi rute Jakarta, Surabaya, Denpasar, Dili. Komnas Ham dan utusan luar negri yang ingin berkunjung ke Dili untuk melakukan pencarian fakta tidak bisa berangkat dengan Garuda ataupun Merpati, jadi mereka terpaksa harus memakai Sempati yang berarti semakin mempertebal kantong Tommy.

Keempat , keluarga Suharto selama dua puluh tahun terakhir telah menumpuk kekayaan dari rejeki minyak bumi, dan lima tahun terakhir mereka mendapat curahan rejeki baru melalui minyak di celah Timor. Gatari Air Service perusahaan milik Tommy dan Sigit telah berencana untuk menyewakan pesawat dan helikopter kepada perusahaan minyak yang akan beroperasi di celah Timor . Humpus Petrogas kepunyaan Tommy juga telah bekerjasama dengan Aker Maritime dari Norwegia untuk beroperasi di celah Timor. Belum lama berseleng kita mendengar juga bahwa 42 juta US dolar akan ditanamkan untuk mengembangkan kilang minyak di daerah Kakatua Utara di celah Timor. Proyek ini adalah joint Venture antara Australia dengan Indonesia. Partner dari Australia itu adalah BHP Petroleum, Santos, Inpex Sahul dan Petroz. Seperti kita ketahui BHP adalah sebuah perusahaan raksasa di Australia yang cukup dekat dengan Krakatau Steel yang dikontrol oleh Tutut dan Salim group kepunyaan Sudono Salim teman lama Suharto.

Kita sudah melihat bagaimana besarnya keterlibatan bisnis keluarga Suharto di bumi Timor Loro Sae. Jadi hendaknya ini semakin membuka mata bagi kelompok pro demokrasi ataupun orang Indonesia lainnya bahwa ketika kalian mendukung integrasi Timor Timur tanpa kalian sadari kalian juga telah memperkaya Suharto.


Sumber 1

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama