TIMORESE YOUTHS CALL FOR INTEGRATION: Jawaban Integrasionis yang Tak Pernah Dimuat oleh Jakarta Post


Kembali ke tahun 2001....

Tahun dimana untuk pertama kalinya, kaum integrasionis merayakah HUT INTEGRASI ke-25. Hari penting ini dalam sejarah Indonesia, diperingati pada 17 Juli ketika keinginan orang Timor disahkan oleh pemerintah menjadi bagian dari NKRI sebagai propinsi termuda ke-27, Timor Timur (Timtim).

Dalam kesempatan perayaan pertama setelah Timtim pisah dari Indonesia, seorang wartawan Jakarta Post meliput kegiatan tersebut yang kemudian diterbitkan menajdi berita seperti dibawah ini.

PEMUDA TIMOR MEMANGGIL INTEGRASI

The Jakarta Post, Jakarta | Nasional | Rabu, 18 Juli 2001

YOGYAKARTA: Seramai lima puluh anggota kelompok prointegrasi Timor Leste mengadakan upacara sederhana pada hari Selasa di Asrama Mahasiswa Timor Timur Yogyakarta untuk merayakan apa yang disebut ""hut ke-25 integrasi Timor Timur ke Indonesia"".

Peserta upacara yang bermukim di Yogyakarta dan kota-kota sekitarnya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya saat mengibarkan bendera merah putih Indonesia.

Bernardino Mariano Sousa prointegrasi Uni Timor Aswain (UNTAS) memimpin peringatan singkat.

Selama upacara mereka beberapa pemuda meneriakkan kesetiaan mereka kepada Republik Indonesia dan berjanji untuk melanjutkan perjuangan demi kembalinya Timor Timur.

"""Perjuangan untuk kembalinya Timor Leste adalah suatu keharusan, karena kita tidak bisa membiarkan masyarakat kita di Timor Leste jatuh dalam ketidakpastian di bawah otoritas UNTAET,"" kepala kelompok prointegrasi Forbalott, Arnaldo Basmeri dos Reis Araujo, ujar , mengacu pada Administrasi Transisi PBB di Timor Timur.

Sementara itu, Mariano menyatakan keyakinannya bahwa sebagian besar pengungsi Timor Timur lebih memilih terdaftar sebagai warga Indonesia daripada tinggal di Timor Timur dalam situasi ekonomi dan politik yang tidak menentu. (44). 

Berita diatas adalah terjemahan yang ada pada posting Basmeri 20 Nopember 2005 dengan judul:


"Arsip Berita tahun 2001:

PEMUDA TIMOR MEMANGGIL INTEGRASI"


Tepat dibawahnya, terbubuhkan link online Jakartapost. Saat di cek, ternyata tautan tersebut sudah blank "not found".


Berselang 22 tahun kemudian, Basmeri bercerita bahwa ada pertanyaan dan, khususnya, jawaban beliau tidak dimuat media internasional yang terbilang cukup besar tersebut. Melalui sambungan pesan singkat, Beliau menulis:

Dulu saat pertama x rayakan HUT Integrasi sejak Tim-tim lepas, di tahun 2001, ada seorang wartawan mengajukan pertanyaan agak sinis apa manfaat peringatan HUT Integrasi sementara Tim-tim bukan lagi wilayah NKRI?. 

Tapi jawaban saya tidak dimuat.

Seperti apa respon Basmeri ketika itu ?, mari simak dengan baik.

Saya jawab: Jika hari ini kami masih memperingati Hari Integrasi, kami memperingati mereka yg telah berjuang untuk cita cita Integrasi. Mereka yg mati sebagai martir Integrasi dan sebagai prajurit penjaga NKRI. Wilayah Tim-tim bolehlah bukan lagi wilayah NKRI tetapi kami rakyat Tim-tim eksponen Integrasionis masihlah menjadi bagian dari Bangsa Indonesia. Kami akan terus memperingatinya sampai kapanpun. Karena ini bagian dari sejarah bangsa juga, jangan sampai terlupakan.

Entah pastinya apa motivasi pihak Jakarta Post tidak memuat jawaban Basmeri. Namun demikian, yang dapat dipastikan ialah, setelah 21 tahun berlalu, ternyata gelora semangat kaum integrasionis tetap membara, dan selalu teguh dengan prinsip-prinsip mereka. Kisah mereka layak ditulis kembali dalam lembaran sejarah Indonesia sebagai sebuah suku atau masyarakat yang tetap cinta Indonesia. 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama