PIDATO HUT INTEGRASI TIMTIM 40
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, saudara-saudara seperjuangan, senasip sepenanggungan.
Hari ini rakyat Timor Timur di seluruh kepulauan nusantara merayakan 40 tahun hari KEMERDEKAANNYA.
MERDEKA... Bersama sama bangsa Indonesia, MERDEKA dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, setelah melalui fase kolonialisme yang panjang disambung dengan perang sipil yang telah merenggut nyawa para pejuang Integrasi, rakyat Timor Timur berhasil mencapai kemerdekaannya dengan disahkannya Timor Timur menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jika kita menoleh kebelakang disaat Republik Indonesia hendak dibentuk, yaitu pada tanggal 11 Juli 1945, para pejuang dan pendiri bangsa ini telah juga mencita-citakan suatu negara Bangsa Indonesia yang bukan sekedar merupakan kelanjutan dari Hindia Belanda, bukan kelanjutan dari Pax Nerlandica. Republik Indonesia tidak lahir dari bangunan administrasi yang telah disusun oleh pemerintah Hindia Belanda. Oleh karenanya pada sidang Badan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI- Dokuritsu Jumbai Kosakai tanggal 11 Juli 1945, 71 tahun yg silam, secara khusus dibicarakan mengenai wilayah Indonesia. Setelah melalui pembicaraan yang panjang maka melalui voting telah disepakati mengenai wilayah Negara Republik Indonesia oleh 66 orang peserta sidang, setelah melalui pemungutan suara yang demokratis dan hasilnya yang dipilih oleh suara Mayoritas 39 suara telah menyetujui yang termasuk wilayah Negara Reublik Indonesia adalah, Hindia Belanda dahulu, ditambah Malaka, Borneo Utara, Papua, Timor dan kepulauan di sekelilingnya.
Dengan demikian ini menunjukkan bahwa cita-cita Integrasi Timor Timur bukan hanya merupakan cita-cita rakyat Timor Timur atau pejuang Integrasi saja, tetapi juga merupakan cita-cita para pendiri bangsa ini. Dan pada akhirnya cita-cita keduanya baru dapat terwujud 30 tahun setelah Republik Indonesia memproklamasikan diri.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, saudara-saudara seperjuangan, senasip sepenanggungan.
Perjuangan integrasi menuju kemerdekaan sejati adalah perjuangan pembebasan manusia dan bukan suatu gerakan yg berorientasi pada ambisi teritorial. Karena hny penjajah yg pny ambisi terirorial dan tidak peduli pada manusia. Perjuangan Integrasi bukan melihat kemerdekaan sbg kelanjutan dr kolonisasi yg merupakan rekolonisasi terselubung tetapi mrpkn bagian dr perjuangan luhur.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, saudara-saudara seperjuangan, senasip sepenanggungan.
Perjuangan integrasi ini bukanlah monopoli manusia Timor semata tetapi adalah bagian dr perjuangan semesta putra Nusantara yg cinta akan tanah air dan bangsanya. Contoh awal dr teladan perjuangan integrasionis ini dicontohkan oleh HB IX yg hny bbrp hari stlh Proklamasi telah mengintegrasikan diri ke dalam RI dan kemudian menyediakan diri agar Yogyakarta menjadi ibukota perjuangan RI krn ancaman thd pemerintah RI yg masih balita saat itu.
Yogya jg dgn penuh loyalitas komit atas pilihan integrasi dgn ttp bertahan dan berjuang bersama RI kendati Republik waktu itu sdh hilang dr peta dunia krn agresi militer II pd bln Desember 1948. Komitmen ini adalah teladan bagi para pejuang Integrasi bahwa tahun 1948 dan tahun 1999 meskipun propinsi ke 27 RI telah hilang bukan berarti perjuangan integrasi jg telah sirna.
krn kita kaum integrasionis berjuang sbg putra Indonesia dan WNI utk ikut dalam integrasi bangsa dalam melawan kaum separatis demi melindungi NKRI dr ancaman disintegrasi. Krn itu dewasa ini perjuangan integrasi bukan hanya milik kaum Integrasionis Timtim tetapi adalah hak dan kewajiban setiap putra nusantara dan warga Indonesia yg cinta akan tanah airnya. Nilai Integrasi harus diangkat karena lunturnya semangat nasionalisme, semangat kebangsaan dari sebagian bangsa.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, saudara-saudara seperjuangan, senasip sepenanggungan.
Pada peringatan Integrasi hari ini perlu kita sadari bersama bahwa kita segenap warga Indonesia harus berjuang bersama bahu membahu dalam perjuangan integrasi bangsa utk bersikap dan bertindak sbg satu bangsa. Karena itu masalah Timtim, Papua ataupun daerah manapun yg hendak lepas dr NKRI jgn dipandang sbg masalah masing-masing daerah. BUNG KARNO dalam otobiografinya menyatakan tidak ada seorang manusiapun yg rela dipotong tangannya. Kehilangan Papua sama saja degan memotong kaki atau tangan dari ibu pertiwi. Jagankan kaki atau tangan. Bahkan kelingking saja dilukai yg merasa sakit adalah seluruh badan. Satu jari saja digores yg berteriak adalah satu tubuh. Apalagi jika sampai dipotong tangan dan kakinya. Karena itu pada hari integrasi ini kita terpanggil sebagai putra nusantara utk memberi andil bagi perjuangan integrasi bangsa sebagai satu tubuh yg utuh. Perjuangan ini adalah perjuangan yg dilandasi semangat dan jiwa yg berkobar-kobar dgn api cinta tanah air yg membara. Krn kita bukan oe nganut pepatah latin MEN SANA IN CORPORE SANO tp syair Indonesia Raya. BANGUNLAH JIWANYA, Bangunlah BADANNYA. Krn itu hny dgn jiwa yg sehat maka akan tumbuh raga yf sehat. Demikianlah perjuangan integrasi ini adalah bagian dr perjuangan ruh, perjuangan jiwa. Buka perjuangan kelas spt yg didalilkan Marx dan jd dewa bagi kaum komunis. Perjuangan integrasi adalah perjuangan ruh demi menciptakan kemerdekaan sejati.
Karena itu pada hari yg berbahagia ini di kota yg bersejarah ini. Kota pertama di nusantara dan dunia yg mengintegrasikan diri ke dalam NKRI pada tanggal 5 September 1945 kita berkumpul utk memperingati hari yg bersejarah bagi bangsa Indonesia ini. Hari integrasi yg menjadi tonggak sejarah dalam riwayat integrasi bangsa kita.
Karena NKRI hny bs eksis krn persatuan dan persatuan yg kokoh hny bs dibangun melalui perjuangan integrasi oleh segenap putra nusantara yg cinta akan bangsa dan negaranya.
Salam perjuangan Tulus, Jujur setia!
Salam NKRI!
Salam Integrasionis!
MERDEKA!