TIMORDAILYNEWS.COM, MALAKA – Pendataan para mantan pejuang Timor-Timur oleh Eurico Guterres bersama pegurus dinilai tidak sesuai kenyataan. Hal ini memicu kekecewaan para mantan pejuang di Kabupaten Malaka.
Warga yang mengaku mantan pejuang bereaksi keras bahkan beradu mulut di hadapan Eurico Guterres saat pembagian piagam penghargaan di Kabupaten Malaka.
Dilansir Media Kupang, warga mengamuk lantaran menilai Eurico Guterres dan para pengurus tidak adil dalam merekrut warga yang menerima piagam penghargaan.
Pantauan awak media, ratusan warga merontak di hadapan Eurico dan Anggelino Da Costa di Bakateu, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Senin 13 Desember 2021 siang.
Salah seorang warga, Julio Cardoso, kepada awak media mengatakan dirinya ribut dan beradu mulut di hadapan Eurico dan Anggelino karena pembagaian piagam tersebut tidak sesuai dengan kenyataan.
Menurut Julio, warga yang mendapatkan piagam itu bukan warga eks tim-tim yang sesungguhnya namun warga Indonesia yang belum pernah melihat tanah Timor-Timur.
“Kami sangat merasa kecewa dengan caranya pak Eurico Guterres yang selaku sebagi ketua FKPTT dan pengurus setiap cabang. Kami yang sesungguhnya pejuang eks tim-tim pada tahun 1999 tidak direkrut sedangkan yang tidak pernah injak tanah Tim-Tim ini yang justru direkrut menjadi pejuang eks Tim-Tim bahkan mendapatkan piagam itu,” katanya.
Julio Cardoso menduga, perekrutan seperti itu hanyalah strategi agar bisa mempermainkan warga tersebut untuk mendapatkan keuntungan lain secara pribadi.
Julio juga menjelaskan banyak warga yang sudah menjadi korban, korban tenaga, korban waktu, korban uang. Namun hasil akhirnya tidak direalisasi menjadi veteran tahun 1999. Apalagi saat ini hanya sebatas mendapatkan piagam.
Julio menegaskan agar masyarakat berhati-hati untuk tidak dimanfaatkan oleh setiap pengurus cabang untuk mendapatkan keuntungan.
“Hari ini pembagian piagam di beberapa titik di Kabupaten Malaka. Besok di Kabupaten Belu 3 titik yakni Halilulik Kecamatan Tasbar, Desa Naitimu, Sukabiktetek Desa Leuntolu Kecamatan Raimanuk, dan terakhir di Labur Desa Mandeu Kecamatan Raimanuk,” katanya.
Julio meminta agar warga tersebut perlu memahami mekanisme, agar tidak terjadi keributan seperti di Kabupaten Malaka.
Eurico Guterres yang dikonfirmasi, membenarkan itu bukan kesalahan pengurus, akan tetapi pihak yang bersangkutan yang mungkin saja tidak niat mendatakan namanya kepada pengurus cabang.
“Itu bukan pungutan dari pengurus. Tapi wajarlah namanya juga pengusrus pasti uang rokok, uang makan, uang bensin, dan juga untuk foto kopi berkas untuk dimasukan,” katanya.
Lebih lanjut Eurico berpesan kepada pejuang eks Tim-Tim yang belum mendatakan nama-nama ke pengurus agar segera mendaftar sesuai persyaratan.
“Jadi untuk mendapatkan penghargaan itu tidak selamanya Eks tim-tim yang pejuang dan terlibat dalam dunia perang, tetapi warga yang sudah pernah ke sana itu juga bagian dari pejuang. Contoh wartawan yang sudah ke sana untuk meliput dan itu juga bagian dari pejuang, karena sudah membagikan informasi tersebut. Dan itu juga disebut pejuang. Jadi orang yang omong sembarang itu artinya yang tidak mengerti,” katanya.